Dalam urusan kantor, kita berada dalam lingkungan yang tidak hanya berinteraksi dengan sesama rekan kerja atau atasan, tetapi juga berhubungan dengan berbagai perlengkapan kantor.
Hal-hal tersebut merupakan beberapa stimulus dari eksternal yang dapat mengubah mood.
Karenanya, mood tak bisa dicegah apalagi dihilangkan.
Yang ada, kita harus mengelolanya. Saat bekerja seseorang memerlukan keterampilan dalam mengelola mood, karena ia merupakan bagian dari emosi yang mencakup perasaan subjektif (emotion as state) dan kesiapan untuk bertindak (action readiness).
“Kalau tidak terampil mengelola mood, maka bisa menjadi emosi yang intens. Tadinya cuma malas (bad mood) bisa ngambek besar, marah, dan bahkan emosi meledak, kira-kira seperti itu. Itu semua karena adanya interaksi di tempat kerja,” jelas Dra. Tiwin Herman, M.Psi., konsultan karier.
Jika hal ini terjadi, bisa saja di kantor kita dikenal sebagai orang yang emosional, atau mungkin dicap sebagai orang yang baperan alias bawa perasaan.
Tentunya ini akan mengganggu hubungan dengan rekan kerja dan reputasi kita di tempat kerja.
Selain itu, bahayanya, bisa jadi memengaruhi kualitas kerja kita.
Menurut Tiwin, ketidakterampilan mengelola emosi juga dapat mengganggu keadaan kesehatan mental.
Dalam arti bisa jadi emosi terus-menerus, tertekan, burn out, bahkan berpeluang depresi.
Lantas bagaimana cara mengatur mood di tempat kerja?
Baca Juga: Ini Cara Dapat Penghasilan Tambahan Lewat Daftar Canva Affiliate
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Maria Ermilinda Hayon |
KOMENTAR