NOVA.ID - Tak jarang tawaran untuk dapat penghasilan tambahan mengharuskan kita bekerja langsung dari kantor atau Work From Office (WFO).
Bisa satu hari di weekend, atau satu kali dalam satu bulan.
Meski tak sering, namun kadang mood bekerja yang jarang-jarang seperti ini perlu dijaga.
Tentu agar pekerjaan bisa lancar dan hati bahagia.
Toh, kita bisa dapat penghasilan tamabahan yang lumayan untuk bantu keuangan keluarga.
Jangan sampai gara-gara mood--yang merupakan suasana hati yang temporer--kita jadi mengorbankan peluang dapat penghasilan tambahan.
Ingat, toh mood tak selalu negatif (bad mood).
Karena satu saat ia bisa juga menjadi positif, misal, karena mood sedang baik, bisa saja kita menyanyi sebagus Raisa.
Namanya juga temporer, mood seseorang dapat berubah berdasarkan faktor eksternal dan juga internal.
Faktor internal yakni bisa berupa keadaan yang muncul dari dalam diri sendiri, misalnya sedang sakit, kelelahan, atau menstruasi.
Sedangkan faktor eksternal yakni lingkungan sekitar di mana kita berada.
Baca Juga: Hindari Healing Impulsif, Coba Atasi Stres dengan Aromatherapy
Dalam urusan kantor, kita berada dalam lingkungan yang tidak hanya berinteraksi dengan sesama rekan kerja atau atasan, tetapi juga berhubungan dengan berbagai perlengkapan kantor.
Hal-hal tersebut merupakan beberapa stimulus dari eksternal yang dapat mengubah mood.
Karenanya, mood tak bisa dicegah apalagi dihilangkan.
Yang ada, kita harus mengelolanya. Saat bekerja seseorang memerlukan keterampilan dalam mengelola mood, karena ia merupakan bagian dari emosi yang mencakup perasaan subjektif (emotion as state) dan kesiapan untuk bertindak (action readiness).
“Kalau tidak terampil mengelola mood, maka bisa menjadi emosi yang intens. Tadinya cuma malas (bad mood) bisa ngambek besar, marah, dan bahkan emosi meledak, kira-kira seperti itu. Itu semua karena adanya interaksi di tempat kerja,” jelas Dra. Tiwin Herman, M.Psi., konsultan karier.
Jika hal ini terjadi, bisa saja di kantor kita dikenal sebagai orang yang emosional, atau mungkin dicap sebagai orang yang baperan alias bawa perasaan.
Tentunya ini akan mengganggu hubungan dengan rekan kerja dan reputasi kita di tempat kerja.
Selain itu, bahayanya, bisa jadi memengaruhi kualitas kerja kita.
Menurut Tiwin, ketidakterampilan mengelola emosi juga dapat mengganggu keadaan kesehatan mental.
Dalam arti bisa jadi emosi terus-menerus, tertekan, burn out, bahkan berpeluang depresi.
Lantas bagaimana cara mengatur mood di tempat kerja?
Baca Juga: Ini Cara Dapat Penghasilan Tambahan Lewat Daftar Canva Affiliate
Perlu diingat bahwa untuk membuat mood yang berbeda—di luar situasi pribadi kita yang sedang lelah atau sakit, ya—kita memerlukan juga stimulus lain.
“Nah, jika mood tidak segera berubah, harus ada stimulus lain yang menggantikan. Maka harus cepat dialihkan ke arah yang positif,” ujar Tiwin.
Jadi, jika sedang bad mood di tempat kerja, coba alihkan perhatian kita kepada hal lain yang lebih positif.
Cari hal-hal yang menyenangkan, misalnya, makan camilan atau cokelat, rehat sebentar untuk melihat taman atau pemandangan di luar kantor, dandan, memakai kuteks, melihat foto idola, atau olahraga ringan untuk meregangkan otot.
Bukan hanya emosi yang perlu diatur, tetapi semua mood juga perlu dikontrol.
Lagi pula, tidak baik, kan, jika sedih terus-menerus atau senang yang meledak-ledak
Sebaiknya kita memang perlu berlaku sewajarnya ketika bereaksi di lingkungan sosial kantor.
Memang tak dapat dimungkiri bahwa setiap pekerjaan pasti memiliki ruang yang akan membuat kita merasa bingung untuk mengendalikan mood sehingga menimbulkan bad mood.
Baik perkerjaan yang sesuai dengan passion ataupun yang tidak sesuai.
Tapi, jangan sampai mood sesaat buat peluang dapat penghasilan tambahan menghilang, ya. (*)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Maria Ermilinda Hayon |
KOMENTAR