NOVA.id - KB Koyo atau transdermal patch kini menjadi salah satu alat kontrasepsi yang bisa mencegah kehamilan.
Namun, koyo KB ini masih jarang digunakan di Indonesia.
Jenis-janis KB yang tergolong sering ditemukan di Indonesia antara lain, IUD, suntik, pil, dan implan.
Meski belum umum digunakan, kita bisa mempertimbangkan penggunaan KB koyo untuk mencegah kehamilan.
KB koyo ini berfungsi sebagai alat pengendali kelahiran.
KB koyo ini mirip cara kerjanya seperti pil KB atau suntik KB yang sifatnya hormonal.
Yakni, dengan mengubah cara kerja hormon baik hormon progresteron maupun esterogen.
Cara menggunakannya cukup mudah, hanya dengan menempelkan di area kulit lengan, punggung, perut bagian bawah atau bokong.
Kontrasepsi jenis ini bisa digunakan selama 7 hari.
Namun, bagi perempuan yang berusia di atas 35 tahun, merokok, mengidap HIV atau hipertensi tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi jenis ini.
Lalu, bagaimana cara alat kontrasepsi yang satu ini bekerja?
Baca Juga: Profil Prof. Dr. Sulianti Saroso, Pelopor Program KB hingga Indonesia Bebas Cacar
KB Koyo ini jenis kontarsepsi hormonal.
Saat koyo ditempelkan, plester akan melepas progresteron dan esterogen yang akan diserap kulit dan masuk ke aliran darah.
Hormon inilah yang akan mencegah ovulasi dan mengentalkan lendir serviks agar menghalangi sperma menuju jalan lahir.
KB Koyo ini diketahui bisa mencapai tingkat akurasi 99 persen.
Beberapa efek samping KB Koyo yang mungkin terjadi sebagai berikut:
- Sakit kepala
- Payudara menjadi sensitif
- Mual
- Menstruasi terlambat
- Kram menstruasi
- Alergi kulit
- Tekanan darah tinggi atau hipertensi
- Mengakibatkan penggumpalan darah
Sebelum memutuskan memilih jenis kontrasepsi, kita sebaiknya melakukan konsultasi dengan dokter kandungan atau bidan terlebih dahulu ya, Sahabat NOVA. (*)
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
KOMENTAR