Beberapa faktor risiko yang dapat berkontribusi meliputi:
1. Faktor Genetik
Jika ada riwayat displasia panggul dalam keluarga, bayi memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi ini.
2. Posisi Janin di Rahim
Posisi janin yang kurang normal dalam rahim bisa menyebabkan tekanan berlebih pada sendi panggul dan mengganggu perkembangannya.
3. Kelahiran Punggung Pertama
Kelahiran punggung pertama (posisi bokong atau pantat yang keluar pertama kali) bisa meningkatkan risiko displasia panggul.
4. Faktor Lingkungan
Penggunaan popok yang terlalu ketat atau mendukung kaki bayi dalam posisi terlalu lurus juga dapat mempengaruhi perkembangan sendi panggul.
Gejala
Tanda-tanda dan gejala displasia panggul pada bayi baru lahir dapat bervariasi, termasuk:
Baca Juga: Hati-Hati, Tingkat Stres Saat Hamil Bisa Mengubah Jenis Kelamin Bayi
Jika dokter atau tenaga medis mencurigai adanya displasia panggul pada bayi, mereka mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan pencitraan, seperti ultrasonografi panggul, untuk mengkonfirmasi diagnosis.
Penting untuk mendeteksi dan mengobati kondisi ini sesegera mungkin, karena jika tidak diobati, displasia panggul dapat menyebabkan masalah jangka panjang, seperti osteoartritis panggul pada masa dewasa.
Pengobatan
Perawatan untuk displasia panggul bisa bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kondisi.
Beberapa metode perawatan melibatkan mengenakan perangkat ortopedi, seperti selendang Pavlik atau pelana Frejka, untuk menjaga posisi yang baik pada sendi panggul.
Dalam beberapa kasus yang lebih serius, pembedahan mungkin diperlukan untuk memperbaiki sendi panggul yang tidak berkembang dengan baik.
Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang bayi yang mungkin mengalami displasia panggul, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis yang berpengalaman dalam pediatri ortopedi.
Rilis Inclusivision Project, Honda Beri Wadah Teman Color Blind Ekspresikan Diri
KOMENTAR