NOVA.ID - Kabar mengejutkan datang dari pemain film cantik Acha Sinaga.
Belum lama ini, ia mengabarkan bahwa anak keduanya Jethro Kenaniah Ambarita alias Kenan mengalami Hip Dysplasia.
Hal ini diungkap olleh Acha melalui Instagram pribadinya.
Ia mengunggah kompilasi video yang memperlihatkan Kenan saat menjalani perawatan.
Acha menyebut, Kenan didiagnosis dengan Hip Dysplasia ketika usianya masih 3 bulan.
Kondisi ini merupakan saat di mana bagian sendi bola sang anak tidak berada pada posisi yang seharusnya, Bunda.
"Hai semuanya, aku mau cerita. Di umur 3 bulan, anak kedua kami, Kenan, didiagnosa dokter punya Hip Dysplasia. Jadi bagian bola dari sendi Kenan ternyata itu enggak berada pada posisi yang seharusnya. Maka, persendiannya jadi enggak stabil," kata Acha dalam unggahan akun Instagram @achasinaga, Jumat (25/08).
Kondisi Kenan ini disebut karena posisinya yang sungsang saat masih berada di dalam rahim Acha.
Jika tidak ditangani, Kenan berisiko pincang atau tulangnya keluar dari tempatnya.
"Penyebabnya karena posisi Kenan yang sungsang ketika masih di dalam rahim aku. Dan kalau enggak ditangani sekarang, nanti Kenan jalannya bisa pincang atau tulangnya bisa keluar dari tempatnya," jelas Acha.
Usai berkonsultasi lebih lanjut, dokter menyebut kondisi Kenan masih terbilang ringan.
Ia pun dapat diobati dengan melakukan perawatan pelvik harness.
"Aku pikir Kenan harus dioperasi saat itu juga. Tapi setelah kami konsultasi dan Kenan diperiksa lebih lanjut, dokter bilang yang diderita Kenan ini masih ringan dan dapat diobati dengan treatment menggunakan pelvik harness," ujar wanita 34 tahun ini.
"Jadi, selama 6 minggu ke depan, Kenan harus menggunakan alat ini dan nanti akan di-review lagi perkembangannya setelah itu," sambungnya.
Meski hatinya sangat hancur ketika mendengar kondisi Kenan, Acha tetap bersyukur.
Ia percaya bahwa Tuhan lebih menyayangi sang anak daripada dirinya.
"Jujur, hati kami orang tuanya hancur banget ketika mendengar kabar ini tapi kami masih mau tetap bersyukur dan berkata bahwa Tuhan itu baik. Kami sayang sama Kenan, tapi kami percaya Tuhan jauh lebih sayang sama Kenan. Teman-teman, tolong doakan Kenan cepat sembuh, ya," ungkapnya.
Apa itu Hip Dysplasia yang dialami anak Acha Sinaga?
Displasia panggul pada bayi baru lahir, juga dikenal sebagai displasia panggul kongenital atau displasia panggul perkembangan, adalah kondisi di mana sendi panggul bayi tidak berkembang dengan baik.
Ini bisa berarti bahwa tulang panggul tidak selaras dengan baik atau bahwa sendi panggul tidak menahan kepala paha dengan benar.
Kondisi ini dapat mempengaruhi salah satu atau kedua panggul.
Displasia panggul bisa terjadi akibat berbagai faktor, termasuk faktor genetik dan lingkungan.
Baca Juga: 4 Makanan yang Bisa Dikonsumsi Ibu Hamil agar Si Bayi Lahir Bersih dan Wangi
Beberapa faktor risiko yang dapat berkontribusi meliputi:
1. Faktor Genetik
Jika ada riwayat displasia panggul dalam keluarga, bayi memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi ini.
2. Posisi Janin di Rahim
Posisi janin yang kurang normal dalam rahim bisa menyebabkan tekanan berlebih pada sendi panggul dan mengganggu perkembangannya.
3. Kelahiran Punggung Pertama
Kelahiran punggung pertama (posisi bokong atau pantat yang keluar pertama kali) bisa meningkatkan risiko displasia panggul.
4. Faktor Lingkungan
Penggunaan popok yang terlalu ketat atau mendukung kaki bayi dalam posisi terlalu lurus juga dapat mempengaruhi perkembangan sendi panggul.
Gejala
Tanda-tanda dan gejala displasia panggul pada bayi baru lahir dapat bervariasi, termasuk:
Baca Juga: Hati-Hati, Tingkat Stres Saat Hamil Bisa Mengubah Jenis Kelamin Bayi
Jika dokter atau tenaga medis mencurigai adanya displasia panggul pada bayi, mereka mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan pencitraan, seperti ultrasonografi panggul, untuk mengkonfirmasi diagnosis.
Penting untuk mendeteksi dan mengobati kondisi ini sesegera mungkin, karena jika tidak diobati, displasia panggul dapat menyebabkan masalah jangka panjang, seperti osteoartritis panggul pada masa dewasa.
Pengobatan
Perawatan untuk displasia panggul bisa bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kondisi.
Beberapa metode perawatan melibatkan mengenakan perangkat ortopedi, seperti selendang Pavlik atau pelana Frejka, untuk menjaga posisi yang baik pada sendi panggul.
Dalam beberapa kasus yang lebih serius, pembedahan mungkin diperlukan untuk memperbaiki sendi panggul yang tidak berkembang dengan baik.
Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang bayi yang mungkin mengalami displasia panggul, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis yang berpengalaman dalam pediatri ortopedi.
KOMENTAR