Baca Juga: Belanja Online dengan COD, Komplainnya Jangan Sama Kurir, ya!
Menurutnya, kebocoran data menurutnya berada di sistem database kurir, database e-commerce, dan database penjual.
"Kelihatannya tidak terlalu berhubungan dan korelasinya tidak kuat antara sembarangan membuang paker online shoP," ungkapnya pada Kompas.com pada Senin, (28/08).
"Kalau mau dipaksakan sih ada saja misalnya alamat dan nomor telepon penerima. Tetapi, informasi yang dimiliki oleh penjual, perusahaan kurir, dan e-commerce lebih lengkap dan lebih mudah dieksploitasi," imbuhnya.
"Karena itu menurut saya kebocoran data itu berasal dari 3 titik tersebut," sambungnya.
Alfons Tanujaya juga mengungkap hal ini bukan disebabkan toko pengirim.
Karena, toko justru bisa merugi kalau asal mengirimkan paket.
"Karena posisi toko yang sembarangan mengirim paket justru lebih riskan karena kalau ditolak mereka jelas akan mengalami kerugian harus menanggung ongkos kirim (ongkir).
Jadi bisa saja karena memang paketnya salah alamat," sambungnya.
Agar terhindar dari kerugian, sebagai pembeli kita wajib melakukan pengecekan sebelum menerima paket.
"Jadi, intinya konfirmasi sebelum melakukan pembayaran COD. Intinya simpel hanya melakukan kroscek dan jangan main percaya saja sebelum membayar sesuatu," imbuhnya. (*)
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
KOMENTAR