Ia pun banyak bekerja sama dan berkarya.
Proyek terakhir yang Yoan tangani adalah Asian Games Ceremony 2018 lalu.
“Di bawah naungan Eastwest, saat itu saya jadi asisten langsung di bawah Rinaldi Yunadi dan Didi Budiardjo. Itu pengalaman sangat mengharukan karena itu sekali seumur hidup untuk sejarah Indonesia,” ungkap Yoan.
Namun, setelah lima tahun ia malah memutuskan untuk keluar.
Katanya, hidup di Jakarta terlalu berat.
Alhasil ia memilih melipir kembali ke Kalimantan dan mencoba mengeksplor talentanya sebagai florist dan pindah ke Bali.
“Sejujurnya saya kabur dari dunia fashion. Saking serunya, selama lima tahun itu saya hanya bekerja, tanpa istirahat. Jadi burnout. Saya sampai pada tahap melihat benang, jarum, gunting, dan bahkan berita fashion itu saya sampai mau muntah. Merangkai bunga ini jadi sarana healing juga,” ungkapnya.
Berdayakan Perempuan Lewat Handep
Di enam bulan masa pelariannya, Yoan bertemu Randi, CEO Handep yang menawarkannya untuk bergabung mengembangkan Handep.
Sebuah brand fashion berkelanjutan yang memberdayakan perempuan pengrajin dan petani rotan di Kalimantan.
Setelah bergumul selama tiga hari, Yoan akhirnya memutuskan untuk kembali membuka hati untuk fashion yang lebih beretika.
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Maria Ermilinda Hayon |
KOMENTAR