Daripada berulang sampai 6 kali seperti yang dialami Ira Nandha?
Terlepas dari detail kasusnya, siapapun orangnya, pasti hatinya hancur berkeping- keping saat mengetahui pasangan mencederai komitmen yang dibangun dengan berselingkuh.
Hati hancur, wajar saja, tapi, bagaimana ketika ia meminta maaf dan berjanji tak akan melakukan kesalahan yang sama? Akankah kita memberikan kesempatan kedua, ketiga?
Menurut Winarini Wilman, PhD, psikolog, diterima atau tidaknya suami setelah selingkuh tidak bisa dipukul rata.
“Dilihat dulu alasannya. Apakah penyebab selingkuh karena cinta, kebutuhan seksual, cyber, mobile, atau selingkuh karena materi? Derajat ketidaksetiaan selingkuh tersebut bermacam-macam,” ungkapnya seperti di Tabloid NOVA edisi 1391.
Love affair, alias yang dilandasi perasaan cinta pada pihak ketiga, ungkapnya, dirasakan paling berat terlebih kalau sudah memiliki anak.
“Selingkuh yang dilatarbelakangi alasan seksual biasanya hanya berjalan sebentar karena hanya mencari kepuasan. Sedangkan selingkuh lewat cyber dan mobile perlu dilihat juga apakah hanya sementara atau malah sudah sampai ketemuan. Dan, selingkuh karena materi biasanya sengaja dilakukan karena pasangan tidak mampu memenuhi kebutuhan materinya,” lanjutnya.
Coba Beri Kesempatan, Bila...
Perkara lain yang perlu dijadikan pertimbangan adalah durasi perselingkuhan tersebut terjadi.
“Tentu tiap orang akan berbeda-beda, harus dilihat dulu kasusnya seperti apa. Ada yang hanya sekali karena “kepeleset” alias bukan karena niatnya ingin selingkuh. Penyebab ini akan lebih bisa dimaafkan. Dibandingkan saat pasangan yang selingkuh mengungkapkan dirinya sudah tidak cinta lagi pada Anda karena lebih memilih selingkuhannya,” jelasnya.
Saat mempertimbangkan akan memberi kesempatan atau tidak, coba Sahabat NOVA pikirkan, adakah hal positif yang dimiliki pasangan sehing- ga dapat mengimbangi kesalahannya ini?
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Maria Ermilinda Hayon |
KOMENTAR