NOVA.id - Bagaimana cara mengatur gaji pas-pasan agar cukup untuk sebulan?
Bukan apa-apa, kadang habis gajian eh belum sampai sebulan gaji sudah habis.
Kalau begini pastinya bikin pening.
Bisa jadi penyebabnya sepele, bukan karena gaji yang pas-pasan tapi karena pengeluaran yang tak diatur dengan tepat.
Nah, untuk membantu Sahabat NOVA, berikut beberapa langkah pintar atur uang agar gaji pas-pasan cukup sebulan.
Apa saja?
Langkah 1: Tentukan Tujuan
Sebelum masuk pada pembuatan anggaran, kita harus tahu terlebih dahulu tujuan keuangan kita.
Ada yang tujuannyaingin mengumpulkan dana darurat, dana pendidikan anak, membiayai pernikahan, membeli rumah, menyiapkan dana pensiun, atau bahkan menghimpun dana liburan.
Bisa jadi tujuan kita lebih dari satu. Tak masalah, yang penting kita sudah tahu akan berjalan ke mana. Baik perjalanannya singkat atau sampai 10 tahun ke depan.
Baca Juga: Trik Sultan! 3 Cara Menabung yang Viral, Bisa Dapat Rp10 Juta Setahun
“Semua harus direncanakan berdasarkan tujuan keuangan kita. Supaya kita bisa mengukur apakah pendapatan kita ini bisa mencapai tujuan-tujuannya,” ujar Rista Zwestika, S.Sos., AWP, CFP., financial planner.
Langkah 2: Jumlahkan Pendapatan
Anggaplah tujuan finansial kita adalah mengumpulkan dana darurat sebanyak 12 kali dari pengeluaran per bulan yang besarnya Rp5 juta.
Ini artinya kita harus mengumpulkan Rp60 juta.
Berapa lama target ini bisa tercapai?
Lalu, berapa yang harus disisihkan setiap bulan?
Semuanya kita atur dan proyeksikan dalam pencatatan anggaran.
Hitunglah berbagai pemasukan yang kita punya, mulai dari gaji, bonus bulanan, hasil investasi, pendapatan sewa atau pendapatan pasif, dan pendapatan lainnya, dan jumlahkan semua.
Langkah 3: Pisahkan Pengeluaran
Selanjutnya buatlah catatan pengeluaran dengan memisahkan anggaran keuangan keluarga berdasarkan dua kategori, yakni pengeluaran prioritas dan non-prioritas.
Pengeluaran prioritas adalah pengeluaran yang wajib kita belanjakan setiap bulannya dan pengeluaran yang kita butuhkan untuk rencana tujuan- tujuan di masa depan.
Baca Juga: Trik Cara Beli Rumah dengan Gaji UMP Jakarta 2024 yang Cuma Rp5 Juta
Catat kebutuhan prioritas ini di urutan atas. Mulai dari pengeluaran pajak penghasilan (untuk entrepreneur), amal, investasi, tabungan, premi asuransi, cicilan atau utang, tunjangan orangtua, pendidikan anak (SPP dan les), belanja rumah tangga (sayuran, air minum, gas, beras, hingga sabun mandi).
Lalu, pengeluaran nilai guna (air, listrik, pulsa, Wi-Fi), biaya transportasi, hingga biaya kesehatan (keanggotaan di pusat kebugaran dan obat).
Lanjutkan dengan pengeluaran non-prioritas yang masih bisa ditunda bahkan disingkirkan.
Misalnya pengeluaran pribadi untuk jajan makanan, jalan-jalan, hingga beli baju baru. Ingatlah, untuk mencatat semua pengeluaran. Makin detail semakin baik.
“Catat pengeluaran sekecil apa pun, karena biasanya pengeluaran kecil itu membuat kebocoran paling besar,” saran Rista.
Langkah 4: Hitung dan Tekan
Kurangi total pendapatan dengan total pengeluaran. Jika hasilnya minus, artinya Anda masih nombok.
Maka ubah dan tekan biaya di bagian non-prioritas. Jika masih nombok juga, tekan di pengeluaran tidak begitu terpakai, seperti transportasi.
Tapi, jangan sampai hanya sibuk mengurangi pengeluaran, ya. Terlalu banyak ditekan akhirnya kita hidup tidak nyaman.
“Jangan sampai kita hanya berfokus pada mengurangi pengeluaran. Tapi tidak berfokus untuk menambah income. Lebih baik kita nambah income dan mengurangi pengeluaran. Jadi harus dua-duanya. Lagipula, hidup dengan satu sumber pendapatan itu luar biasa beratnya,” pungkas Rista. (*)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Maria Ermilinda Hayon |
KOMENTAR