NOVA.id – Kekerasan terhadap perempuan menjadi salah satu topik hangat yang dibicarakan dalam Debat Capres terakhir dari KPU untuk Pemilu 2024 pada 14 Februari nanti.
Dalam masalah ini, calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, mengungkapkan kegelisahannya akan tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan di Indonesia.
Saat debat kelima calon presiden pada Minggu, 4 Februari 2024 malam, Anies Baswedan mengatakan bahwa perempuan wajib dilindungi karena kasus kekerasan terhadap perempuan masing tinggi, jumlahnya mencapai 3,2 juta kasus dalam 8 tahun terakhir.
"Perlindungan, karena kita menyaksikan jumlah kekerasan pada perempuan luar biasa banyak, tinggi, catatannya ada 3,2 juta kasus selama 8 tahun terakhir ini," kata Anies dalam debat kelima Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 itu.
Sementara jika melihat data data Simfoni-PPA per Januari-September 2023, kasus kekerasan terhadap perempuan (KtP) terdapat 7.607 kasus dan jumlah korban 7.783.
Di antaranya terdapat 1.387 kasus dan 1.415 korban kekerasan seksual terhadap perempuan dewasa.
Menanggapi isu ini, Anies Baswedan mengatakan akan menindak tegas para pelaku kekerasan terhadap perempuan jika nanti dirinya dipilih oleh rakyat menjadi presiden.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan bahwa kasus kekerasan terhadap perempuan tidak boleh dianggap remeh.
“Kekerasan pada perempuan tidak boleh disepelekan, tidak boleh dianggap sebagai isu kecil, dari catcalling sampai kekerasan fisik, itu semua harus ditindak tegas dan kami akan tindak tegas,” ujarnya.
Sebagai informasi, catcalling adalah salah satu bentuk pelecehan atau kekerasan secara verbal yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain.
Bentuk catcalling bisa juga seperti siulan, nada suara menggoda, pujian yang berbau seksual, hingga kata kasar yang menyinggung.
Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, Ini Visi dan Misi Pasangan Calon Presiden Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Maria Ermilinda Hayon |
KOMENTAR