NOVA.id - Stand up comedian, Babe Cabita meninggal dunia pada Selasa, 9 April 2024, pukul 06.38 WIB.
Almarhum meninggal dunia di Rumah Sakit Mayapada Lebak Bulus Jakarta Selatan.
Kabar duka disampaikan akun Instagram centang biru @okirengga33 pada Selasa pagi 9 April 2024.
Belum diketahui penyebab Babe Cabita meninggal dunia.
Akan tetapi, Babe Cabita diketahui sempat menjalani perawatan medis di rumah sakit selama dua minggu pada September 2023.
Dari pemberitaan NOVA yang lalu, Babe Cabita diketahui mengidap sakit autoimun langka yang disebut Anemia Aplastik.
Apa itu anemia aplastik?
Apa beda anemia aplastik dengan anemia biasa?
Secara umum, Anemia adalah kondisi medis yang ditandai dengan kadar sel darah merah (eritrosit) yang rendah dalam tubuh.
Pada anemia biasa juga biasa disebut dengan kondisi kurang darah karena kekurangan zat besi di dalam tubuh.
Penting diketahui bahwa zat besi diperlukan untuk memproduksi hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Baca Juga: Idap Anemia Aplastik, Unggahan Ini Jadi Permohonan Maaf Babe Cabita Sebelum Meninggal Dunia
Maka jika kekurangan zat besi, maka darah pun tidak mampu mengangkut oksigen dan menyebabkan gejala anemia.
Gejala anemia biasa antara lain tubuh lemas, pusing, dan warna kulit pucat.
Selain kekurangan zat besi, anemia umumnya juga terjadi karena kurangnya vitamin B12 atau asam folat.
Lantas apa bedanya dengan anemia aplastik?
Dilansir dari Grid Health, beda anemia biasa dengan anemia aplastic terletak pada penyebab dan tingkat keparahannya.
Pada anemia aplastik, penyebabnya adalah sumsum tulang tidak dapat memproduksi jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan platelet yang cukup.
Kondisi ini bisa terjadi karena multifactor, termasuk genetik, infeksi, paparan bahan kimia beracun, atau efek samping dari pengobatan tertentu seperti kemoterapi.
Anemia aplastic adalah penyakit yang langka.
Gejala anemia aplastik yang dialami oleh pengidapnya dapat sangat serius.
Seperti kelemahan yang parah, infeksi berulang, mudah memar, dan pendarahan yang sulit dihentikan.
Diagnosis anemia aplastik juga melibatkan pemeriksaan darah, dan seringkali diperlukan biopsi sumsum tulang untuk menentukan penyebab pastinya.
Pengobatan yang dilakukan terhadap pengidap anemia aplastik, ditentukan berdasarkan penyebabnya.
Jika penyebabnya adalah infeksi atau paparan bahan kimia beracun, maka perawatan difokuskan pada penyebab utamanya.
Sedangkan bila faktor genetik atau efek samping pengobatan, tindakan seperti transplantasi sumsum tulang belakang atau terapi imunomodulator mungkin diperlukan.
Pemilihan pengobatan anemia aplastik tersebut dilakukan dengan tujuan memulihkan produksi sel darah merah yang normal.
Nah, itulah beda anemia aplastik dengan anemia biasa, semoga kita selalu sehat ya Sahabat NOVA. (*)
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Maria Ermilinda Hayon |
KOMENTAR