Demam
"Demam merupakan pertanda tubuh sedang melawan infeksi. Otak mengatur agar suhu tubuh naik untuk melawan infeksi yang masuk. Jadi, demam merupakan pertanda tubuh mulai melakukan perlawanan," terang Vinci. Dengan kata lain, demam bisa jadi positif karena artinya anak punya kemampuan untuk melawan penyakit.
Akan tetapi, meski tidak perlu panik, orangtua juga tidak boleh menyepelekan demam. Harus waspada, karena demam berarti ada musuh yang masuk ke tubuh anak. Bisa bakteri, virus, protozoa, jamur, atau toksin. Keracunan makanan juga bisa menimbulkan demam.
Langkah pertama saat anak terkena demam adalah tidak menambah tinggi suhu tubuh, misalnya menyelimuti tubuh anak rapat-rapat dengan selimut tebal. Sebaiknya, tetap berpakaian seperti biasa. Setelah itu, orangtua bisa memberikan obat penurun panas jenis parasetamol atau ibuprofen.
Jika demam belum hilang dan suhu tubuh tak kunjung turun, padahal sudah mendekati 39 derajat, maka orangtua harus mewaspadai potensi kejang pada anak. "Sebaiknya, segera bawa ke dokter. Demam harus ditata laksana dengan benar. Jangan datang ke dokter setelah terjadi komplikasi."
Suhu tubuh pada anak yang demam karena terkena bakteri, akan cenderung naik terus. Sebaiknya, segera kunjungi dokter untuk diberikan antibiotika, sesuaikan dengan usia dan jenis bakteri yang dicurigai.
Penyebab demam bakteri di antaranya radang tenggorokan, tifus, varingitis, tonsilitis, dan laringitis. Sementara demam virus misalnya campak, demam berdarah, dan sebagainya. Waspada juga demam karena infeksi saluran kencing.
Batuk Pilek
Batuk pilek yang paling sering terjadi pada anak dan bayi adalah batuk pilek karena influenza. Penyakit ini termasuk ke dalam golongan ISPA (infeksi saluran pernapasan atas). Umumnya, batuk pilek karena ISPA disebabkan oleh virus influenza yang sangat menular dan akan sembuh dengan sendirinya (self limiting disease) dalam 3 - 7 hari.
Orangtua tak perlu khawatir, tapi juga jangan meremehkan. Influenza juga merupakan salah satu pencetus alergi. Kalau virusnya termasuk jenis yang bisa merangsang atopi alergi, maka batuk akan berkelanjutan, bahkan bisa berkembang menjadi asma.
Pengobatan batuk pilek karena influenza biasanya dilakukan untuk mengobati gejala batuknya. Untuk itu, upaya terpenting adalah istirahat cukup dan mengonsumsi vitamin. Pencegahan bisa dilakukan dengan vaksin influenza dan menghindari orang yang terkena flu.
Orangtua, khususnya ibu-ibu, biasanya menganggap remeh batuk dengan memberikan obat batuk pilek yang dibeli dari warung. "Hati-hati, soalnya meski sama-sama obat batuk, kegunaannya berbeda-beda. Ada yang untuk mengencerkan lendir, menahan batuk, membuat kuat selaput dinding, dan sebagainya. Jangan diberikan sembarangan," kata Vinci mewanti-wanti.
Waspadai juga batuk pilek akibat radang laringitis, karena bisa membuat saluran napas menjadi sempit. Batuk juga berbahaya jika disertai panas atau napas yang cepat. "Ini pertanda anak sudah kekurangan oksigen. Sebaiknya, segera ke dokter. Waspada juga jika anak batuk tanpa demam, tapi bernapas cepat, dan ada cekungan di bagian leher bagian atas tulang dada, cekungan di ulu hati, serta di sela tulang iga."
Sementara gejala pilek yang berdiri sendiri antara lain pegal, rewel, gelisah, tidur tidak nyenyak, tidak mau makan, dan sebagainya. "Orangtua harus waspada jika pilek disertai batuk. Juga, jika cairan pilek yang semula berwarna bening berubah menjadi hijau," kata Vinci. Ini berarti infeksinya sudah turun ke bawah dan ada zat-zat yang mati akibat "pertempuran". Jadi, bukan murni pilek tapi sudah infeksi bakteri.
KOMENTAR