Tabloidnova.com - Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.
Cara penularan Tuberkulosis dapat melalui udara, seperti terkena percikan dahak penderita TB. Atau ketika seorang penderita TB kemudian batuk, bersin, berbicara atau meludah, lalu memercikan kuman TB atau bacilli ke udara.
Gejala TB di antaranya demam yang tak terlalu tinggi namun berlangsung lama, biasanya dialami pada malam hari dan disertai keluarnya keringat di malam hari tanpa sebab yang jelas, tak napsu makan, batuk-batuk selama tiga minggu, sekak napas dan nyeri dada, badan lemah dan lesu, berat badan menyusut.
Kendati demikian, Tjandra menambahkan, TB dapat diobati dan disembuhkan, dengan cara minum obat sesuai standar selama 6-8 bulan lamanya secara terus-menerus, jangan sampai terlewat meminum obatnya.
Namun masalahnya, kata Tjandra, saat ini telah ditemukan adanya TB Resisten Obat, yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini telah mengalami kekebalan terhadap Obat Anti TB (OAT).
Ada dua jenis TB Resisten Obat, yakni TB Resisten Multi Obat Multi Drug Resistant Tuberculosis (MDR-TB atau TB MDR) dan Extensively Drug Resistant Tuberculosis (XDR-TB atau TB XDR).
"TB MDR merupakan TB yang resisten terhadap dua jenis obat atau lebih anti TB yang paling ampuh selama ini, yaitu INH dan Rifampisin, atau obat anti TB lini pertama lainnya, seperti etambutol, streptomisin, dan pirazinamid."
Sementara TB XDR, yakni TB MDR yang kebal terhadap obat anti TB lini kedua, yakni golongan fluorokuinolon, atau setidaknya resisten terhadap satu jenis obat suntikan anti TB lini kedua, seperti kanamisin, amikasin, dan kapreomisin.
Tjandra juga memaparkan, kuman TB ini dapat menjadi resisten terhadap obat anti TB, lantaran pemberian obat yang tidak tepat.
"Artinya, pasien tidak menyelesaikan pengobatan yang diberikan atau petugas kesehatan tidak memberikan pengobatan yang tepat, baik panduan, dosis, lama pengobatan, maupun kualitas obat yang diberikan," paparnya.
Selain itu, kata Tjandra, terkadang ada pula kendala obat yang tak selalu tersedia di sejumlah rumah sakit atau apotek di sejumlah wilayah. Sehingga dampaknya adalah pasien ini semakin berisiko terkena TB MDR dan TB XDR.
Dan mereka yang paling berisiko terkena TB Resisten Obat, TB MDR dan TB XDR, papar Tjandra, adalah:
1. Pasien TB yang tidak minum obat secara teratur atau tidak seperti yang disarankan oleh petugas kesehatan.
2. Telah berulang kali menderita TB dan memiliki riwayat mendapatkan pengobatan TB sebelumnya.
3. Tinggal dan datang dari wilayah yang memiliki beban TB MDR tinggi.
4. Melakukan kontak langsung dengan seseorang yang menderita TB MDR dan TB XDR.
Intan Y. Septiani
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR