Tabloidnova.com - Berbagai kemungkinan dalam hidup bisa saja terjadi tak seperti yang kita inginkan, termasuk ketika kita harus menempuh perjuangan menjadi single parent. Hal ini bisa terjadi karena dua alasan, yaitu bercerai atau ketika pasangan meninggal.
Untuk kasus bercerai, ketika akhirnya "ketuk palu" dinyatakan sah berpisah, umumnya pihak mantan suami diminta bertanggung jawab dan berkomitmen membiayai atau memberikan sejumlah dana untuk kebutuhan anak hasil buah cinta mereka.
Masalahnya, tidak ada jaminan mantan suami memberikan tunjangan secara terus-menerus. Mungkin hal itu hanya terjadi dalam beberapa tahun ke depan.
"Boleh jadi, mantan suami kemudian menikah lagi dengan istri baru yang ternyata 'pelit'. Tunjangan setiap bulan yang sebelumnya rutin diberikan bisa-bisa terhenti. Atau mantan suami tiba-tiba berubah pikiran dengan alasan prioritas hidup sudah berubah, kebutuhan meningkat, uang tak mencukupi, dan sebagainya," ujar konselor keluarga, Elly Nagasaputra MK, CHt., dari www.konselingkeluarga.com tentang jaminan mantan suami memberikan tunjangan.
Karena itu, ketika pasangan akhirnya bercerai, walaupun sang mantan memberikan financial support, si single parent harus mulai mencari sumber penghasilan sendiri dan belajar untuk mandiri.
"Jangan mengharap setiap bulan dapat transferan. Syukur-syukur bila mantan suami memiliki tanggung jawab yang besar dan konsisten dengan tanggung jawabnya."
Lantas, bagaimana mengatasinya?
Ia memberi contoh, seorang ibu tunggal bisa mencoba menjadi agen asuransi, agen properti, bisnis MLM, atau kesempatan dan peluang lain yang notabene tidak membutuhkan persyaratan khusus dan spesifik terkait latar belakang pendidikan, keahlian dan sebagainya.
"Bila ibu tunggal jago masak bisa coba usaha kuliner/katering, bila pandai menjahit bisa coba membuka butik dan sebagainya. Jadi, seorang ibu tunggal tak tergantung secara ekonomi lagi pada mantan suaminya."
Perjuangan menjadi single parent memang tak mudah, terlebih kala jaminan mantan suami memberikan tunjangan terus-menerus pun tak bisa dikantongi. Namun, demi kehidupan buah hati tercinta, tentu kita akan melakukan berbagai upaya, bukan?
Hilman Hilmansyah
KOMENTAR