Bisakah Anda dan suami memunculkan ini kembali dalam interaksi Anda berdua? Setelah ia memporak- porandakan empat hal tadi dengan mengawini perempuan lain?
Rasa sakit di dalam hati adalah penanda bahwa rasa tadi muncul untuk sebuah alasan. Dan, alasannya adalah untuk memberi pelajaran hidup pada kita agar kita berkembang menjadi makin arif dan dewasa dalam hidup ini.
Untuk menjadikan hubungan Anda mampu mendewasakan Anda berdua, ada empat syarat yang tak boleh diabaikan oleh suami dan istri, yaitu penghargaan, kepercayaan, cinta, dan komitmen.
Kita tahu bahwa penghargaan hanya bisa diperoleh bila kita memiliki karakter, punya integritas, dan mampu bersikap peduli pada orang lain. Ini harus diraih, tak bisa diperoleh sebagai hadiah dari luar diri. Melalui kepercayaan, akan muncul rasa aman karena Anda tahu Anda bisa berbagi dengan pasangan hidup. Baik tentang penderitaan atau kesenangan. Anda juga tahu bahwa Anda tidak dimanfaatkan, apalagi dikhianati. Ketika kita memperhatikan perasaan, kesejahteraan dan kenyamanan pasangan kita, dan kita bahagia melakukannya, inilah yang boleh kita sebut sebagai cinta.
Landasan bagi semua ini adalah komitmen. Bukan sekadar janji, melainkan wujud dari loyalitas, tanggung jawab dan kesetiaan pada pasangan hidup. Silakan Anda kaji, apakah dalam perilaku kesehariannya, suami dan Anda berhasil menumbuhkan kembali keempat unsur utama perekat perkawinan ini?
Benarkah Anda percaya padanya? Walau tanpa mengganti nomor handphone-nya? Ini cuma salah satu contohnya, Bu Rima. Bagaimana Anda bisa menyuruh diri untuk berhenti mengatakan bahwa suami masih egois saat ini kalau tak ada tanda-tanda nyata bahwa perilakunya sudah tidak egois lagi? Pikirkan baik-baik, bagaimana mengatasi ini berdua dengan suami, bukan sendirian saja.
Banyak PR yang harus dikerjakan bersama dengan suami, saya tak mau membuat Anda percaya bahwa memperbaiki hubungan pasca perselingkuhan dan pengkhianatan (sampai menikah siri) sama mudahnya seperti saat kita kecil dan bermusuhan dengan teman sepermainan. Cukup mempersatukan kelingking dan kita sudah berbaikan kembali.
No...no...no...tidak pernah mudah Bu Rima tetapi Anda dan suami tetap mungkin bisa melakukannya dengan hasil positif. Asalkan suami mampu menghargai kesempatan kedua yang Anda berikan dan Anda tetap berjuang untuk lebih memahami dan menghargai diri sendiri, serta tidak meletakkan diri sebagai sosok yang punya hak prerogatif untuk menghukum suami selama-lamanya.
Bu Rima, perkawinan selalu berharga untuk dipertahankan sepanjang empat unsur utama tadi bisa tetap mewarnai interaksi antara suami dan istri. Demikian pula halnya dengan perkawinan Anda. Oke? Salam sayang, jangan menyerah, ya?
KOMENTAR