TabloidNova.com - Penelitian menunjukkan, distraksi saat mengemudi ternyata juga banyak terjadi di kalangan remaja. Menurut www.dmv.ca.gov, situs California Department of Motor Vehicle, mayoritas kecelakaan pada remaja pun disebabkan oleh distraksi dalam menyetir. Pasalnya, secara psikologis, remaja lebih mengambil risiko, mudah terpancing emosi, dan memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi.
Tren Pamer Kecepatan
Sejak penghujung tahun lalu, beredar tren baru di kalangan anak muda yang terbilang membahayakan, yaitu memotret speedometer pada kendaraan mereka.
Pengemudi yang rata-rata masih berusia remaja ini memacu kendaraan dengan cepat hingga jarum speedometer menunjukkan angka kecepatan di atas 120 km/jam, misalnya, kemudian memotret bahkan memvideokannya menggunakan smartphone. Foto tersebut kemudian diunggah dalam media sosial, baik Facebook, Twitter, hingga Instagram, disertai penggunaan tagar #speedometer.
Berawal dari iseng belaka, tren ini kemudian menjadi ajang untuk menunjukkan kemampuan mengemudi. Tentu sangat membahayakan, mengingat mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi sangatlah berisiko, apalagi jika salah satu tangan harus lepas dari kemudi demi mendokumentasikan angka yang ditunjuk jarum speedometer.
Tak ayal, tren ini pun memunculkan sejumlah korban. Di London, seorang remaja meninggal dunia saat memotret speedometer mobilnya yang menunjukkan angka kecepatan 105 mph. Di Indonesia, akhir tahun lalu, seorang remaja pun ditindak pidana saat kendaraannya menabrak mobil lain. Dalam akun Instagramnya, ia pernah mem-posting foto speedometer yang menunjukkan angka 140 km/jam.
Safety driving memang tak sesederhana pengucapannya. Saat mengemudikan kendaraan, pengemudi harus siap secara fisik dan mental.
Annelis Brilian/dari berbagai sumber
KOMENTAR