Terlepas dari sengaja atau tidak, Ros mengakui kesalahan dan keteledorannya. "Tapi sungguh, saya tidak sengaja!" kata ibu tiga anak ini. "Itu spontanitas saja. Pagi itu saya tidak ada niatan untuk melakukannya (menyundut dengan korek api). Kalau memang niat, pasti saya beli sendiri atau bawa koreknya dari rumah. Setelah mendapat teguran dari kepala sekolah, saya langsung minta maaf ke Tantri. Ini saksinya (Rosnida menunjuk Selinda, teman sebangku Tantri)," ungkap Rosnida dengan suara bergetar.
Memang, setelah mendengar cerita Tantri, sang kepala sekolah, Erik Sudeni, memanggil Rosnida untuk mengonfirmasi cerita itu. "Setelah dipanggil, Ibu Ros balik lagi ke kelas saya. Di depan teman-teman dia minta maaf ke saya, terus ngomong dia tidak sengaja melakukan itu dan kalau saya lagi apes aja!" cetus Tantri yang masih tak percaya gurunya tak sengaja. "Kalau tidak sengaja, dari awal harusnya dia minta maaf ke saya. Lagipula, kalau tidak niat, buat apa beli korek segala," kata gadis kelahiran 4 Agustus 1995 ini lagi.
Ibunda Tantri, Yuhaeni (41), sempat berang mengetahui anak perempuan satu-satunya mendapat perlakuan seperti itu. Sempat ia mendatangi sang guru ke sekolah untuk minta penjelasan. "Siapa yang tidak marah, coba? Coba, di sekolah mana yang ada pola pengajaran seperti itu? Di ajaran Alquran saja, tidak ada. Saya takut anak saya jadi trauma. Seperti hari ini saja, dia enggak masuk sekolah karena takut ketemu guru itu," ujar istri Somantri (46) ini saat ditemui di rumahnya di daerah Dungus Cariang, Bandung (31/8). Jelas, Yuhaeni sangat kecewa. Ia ingin sang guru "dihukum" sepatutnya.
Stres & Malu
Kata Erik, apa yang dilakukan Rosnida memang salah dan untuk itu ia sudah menegur keras guru Agama Islam itu serta memintanya berjanji untuk tidak melakukannya lagi. "Apa yang dilakukan Ibu Rosnida memang salah, tapi apa yang terjadi kepada Tantri, itu murni ketidaksengajaan. Masalah ini sebenarnya sudah selesai di hari itu juga. Ibu Ros dan Tantri sudah saling memaafkan. Saya juga sudah memberi penjelasan pada orang tua Tantri saat mereka datang ke sekolah. Tapi sepertinya ayah Tantri belum puas dan mengadukan masalah ini," papar Erik yang memutuskan agar anak buahnya itu istirahat sementara di rumah, "Takutnya, kalau dipaksakan mengajar, Ibu Ros tidak akan bisa berkonsentrasi. Kasihan, kan."
Yang jelas, masalah ini sekarang tengah ditangani Diknas Bandung dan belum ada keputusan apa pun untuk Ros. "Benar-benar bikin saya stres. Apalagi dengan pemberitaan di media. Saya jadi malu dengan teman sejawat. Belum lagi dugaan masyarakat yang menganggap saya sebagai sosok guru yang sangat kejam. Kerja keras saya sebagai pengajar selama 27 tahun ini seperti dirusak dalam sekejap. Saya masih ingin mengajar di sana dan berharap Diknas bisa memberi keputusan yang adil kepada saya," katanya penuh harap.
Ester Sondang
KOMENTAR