Empat hari NOVA menapakkan kaki di kota yang terletak di pantai barat Negara Bagian Barat Australia ini. Udara bersih, populasinya yang hanya sekitar 1,5 juta jiwa dalam wilayah seluas 5,4 km persegi dan akses jalanan kota tanpa macet menjadi hiburan yang sangat menggembirakan.
Sebetulnya, pada 17-20 Juli lalu, Perth masih dihuni musim dingin, bahkan dua minggu sebelumnya sempat terjadi badai dan suhu 1,5 derajat Celsius begitu menggigit di kulit. Beruntung, ketika kami tiba gerimis datang. Koordinator kami, Terence Wong, dari Tourism Western Australia (TWA) bilang, biasanya seusai gerimis matahari bersinar lebih hangat. Dan benar saja, setelah beberapa saat udara mulai bersahabat.
Petualangan di kota seribu taman ini dimulai dari Kings Park, sebuah taman indah seluas 400 hektar yang menjadi ikon kota. Dari taman yang terletak di dataran tinggi ini kita bisa memandang lanskap Perth beserta Swan River-nya. Berbagai spesies bunga di Botanical Garden, State War Memorial, dan deretan pohon akasia turut menjadi suguhan yang memesona.
Uji Nyali Di Penjara Fremantle
Selain Perth kami juga berkesempatan mengunjungi Fremantle. Di Barrack Street Jetty, Captain Cook -sebuah kapal bercat putih- sudah siap menjemput. Di atas dek kapal angin berembus sangat dingin, tapi keindahan Swan River lengkap dengan gerombolan camar lautnya membuat kami betah berlama-lama di sana.
Setelah menempuh perjalanan 40 menit, kami pun tiba di kota pelabuhan yang terletak 19 kilometer dari Perth itu. Kami menyusuri jalanan yang sangat bersih sebelum akhirnya menemukan sederetan resto khas pinggir laut. Di Cicerello's, salah satu resto tertua di sana, kami mencicipi fish and chips-nya yang terkenal. Nikmat memang, tapi porsinya..wow luar biasa banyak! Cukuplah sebagai simpanan energi sebelum kami berkeliling di Fremantle Market untuk berburu suvenir khas Australia.
Ratih Sukma Pertiwi
KOMENTAR