Sejenak Romo Tirun berkisah saat Rendra datang ke kediaman keluarganya untuk meminang adiknya, Sitoresmi. "Ia datang bersama dengan istri pertamanya, Sunarti. Saat itu, Bu Narti sendiri yang meminta Bu Sito (Sitoresmi) kepada Ayah kami untuk menikah dengan Mas Willy. Dari situ kami melihat, kalau Mas Willy benar-benar serius ingin memperistri adik saya dan Bu Narti ikhlas memberikan izin."
Hubungan Sunarti dan Sitoresmi sejak awal memang sangat baik. "Itu terbukti, ketika masih tinggal bersama, mereka selalu akur. Anak-anak mereka juga saling menyayangi." Namun ketika Rendra memutuskan ingin menikah lagi dengan Ken Zuraida, mulailah keharmonisan mereka retak. Sepakat tidak merestui rencana sang suami, mereka pun minta cerai.
Setelah bercerai dengan Rendra, Sito memilih tinggal di daerah Kaliurang, Yogyakarta, menjalankan bisnis percetakan. Di sana, ia hidup bersama dua puteri bungsunya, Naomi Srikandi dan Rachel Larasati. Sedangkan putera tertuanya tinggal di Bontang, Kalimantan.
Sekian tahun berlalu, hubungan Sito dengan Zuraida pun membaik. "Meski tinggal berjauhan, Sito dan Zuraida masih sering berhubungan. Saya berdoa, semoga arwah Mas Willy diterima di sisi Allah SWT dan mendapatkan husnul khotimah."
Edy yang terpesona dan tergetar hatinya melihat foto pertunjukan itu di koran. Dari situlah, ketika ia di UGM tahun 1974, ia bertekad untuk mengenal Rendra lebih dekat. Singkat cerita, Edy menjadi asisten naskah Rendra. Tahun 1975, Edy diangkat sebagai organisator grup.
Kepada Edy, Rendra juga kerap bercerita kehidupan rumah tangganya. "Mas Willy sangat demokratis dalam mengurus rumah tangganya. Dia memperlakukan tiga istrinya sama, dan 11 anaknya juga dianggap sama," tutur Edy yang mengaku belajar banyak dari situ.
Meski demikian, Rendra rupanya juga menuai banyak penyesalan lantaran menyakiti hati para istrinya. "Katanya, susah bersikap adil pada mereka, karena Mas Willy mengaku sering bersikap kekanakan terhadap para istrinya."
Lalu, Rendra juga sempat curhat pada Edy tentang kegagalannya menjadi ayah. Ketika mereka masih kecil, Rendra mengaku tak sempat memeluk mereka lantaran kesibukannya yang luar biasa. "Sekarang ketika aku butuh memeluk anak-anak, mereka sudah pada besar," cerita Rendra pada Edy kala itu.
Ya, kini pergi sudah sang seniman besar yang dikenal memiliki sikap terbuka dan serba spontan. Sama spontannya ketika ia menemani temannya dari Australia berjalan-jalan di Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta. Saat itu, begitu melihat seekor burung merak berjalan bersama dua betinanya, Rendra berseru sambil terbahak, "Itu Rendra! Itu Rendra!"
Nah, sejak itu lah julukan Burung Merak melekat pada dirinya. Hingga kepak terakhirnya...
Sita Dewi, Hasuna Daylailatu, Ester Sondang
KOMENTAR