Apa yang membuat Manohara Odelia Pinot begitu menarik perhatian? Selain berita perseteruannya dengan suaminya, Tengku Muhammad Fakhry, apalagi kalau bukan wajah cantiknya, ditambah gaya bicaranya yang lembut. Pendek kata, perempuan berdarah Perancis-Bugis ini dengan mudah bisa memikat hati orang yang berhadapan dengannya. Menyadari nilai jualnya yang tinggi ini, beberapa rumah produksi dan stasiun teve berlomba-lomba menjadikannya bintang.
Nah, sebagai bintang yang tengah naik daun, tidak heran jika banyak orang berusaha mengikuti apa yang dilakukan dan dikenakannya. Momen ini pun kemudian dimanfaatkan para pengusaha memproduksi berbagai barang yang pernah dipakai dan "berbau" Manohara, seperti tas, kaos, mukena, dan kerudung.
Sekarang barang-barang "Manohara" itu dengan sangat mudah bisa diperoleh di berbagai pusat perbelajaan. Semua bentuk dan model barang ini dibuat persis seperti yang dikenakan Mano, saat menjadi bintang tamu di beberapa stasiun teve atau di sinetron terbarunya.
Tertarik?
Dengan semakin banyaknya fans Manohara, semakin cepat pula barang-barang yang berbau dirinya menjadi tren di masyarakat. Sebagai perempuan yang terlahir dan dibesarkan di keluarga yang berada dan kerap tinggal di luar negeri, tentu saja barang-barang Mano mayoritas bermerek terkenal.
Namun kalau ingin memilikinya juga, tak perlu khawatir! Barang-barang itu sudah ditiru para produsen barang grosiran. Harganya pun relatif murah.
Agak sulit memang menemukan satu tas yang khas sekali dengan Manohara karena dalam beberapa kesempatan ia kerap berganti model tas. "Tas Manohara banyak sekali modelnya, ada lebih dari lima model," kata Rudi (28), penjual tas di Pasar Tanah Abang.
Kebanyakan dari tas ala Mano berukuran besar, "Katanya, Mano suka dengan tas yang besar, seperti tas tangan besar keluaran terbaru dari Louis Vuitton," ujar Rudi sambil menambahkan, biasanya pembeli yang memberitahu, seperti apa tas gaya mano. "Maklumlah, kebanyakan penjual di sini, kan, jarang nonton teve."
Wajah Mano pun tidak luput dari perhatian produsen kaos dan menimbulkan inspirasi tersendiri. Di berbagai pusat perbelanjaan, kita bisa melihat dan membeli kaos bergambar Mano dalam berbagai pose.
Kata Ajil, pegawai toko di Blok A Tanah Abang, kaos Mano terbilang laris. "Setiap hari, ada saja orang yang mencari kaos ini. Di sini kami punya dua model kaos, yaitu kaos oblong biasa dan kaos serut samping," ujar Ajil yang sudah menjual sekitar tiga kodi seminggu ini.
Harganya? "Enggak mahal, kok. Cuma Rp 140 ribu per lusin. Kalau dijual satuan, bisa Rp 20 ribu sampai Rp 35 ribu."
Tren Manohara sepertinya juga akan mewarnai gaya kaum Hawa di bulan Ramadan tahun ini. Penampilan Daisy, ibunda Mano, yang kerap mengenakan kerudung paska kasus pertikaian anak dan menantunya, juga menginspirasi para produsen kerudung untuk menjual kerudung seperti yang dikenakannya.
Lalu mengapa namanya bukan kerudung Daisy, tapi kerudung Manohara? "Nama Manohara, kan, lebih menjual dibanding nama ibunya," ujar Dewi (32) penjual kerudung di Blok A Lt 3 Tanah Abang.
Yang membedakan kerudung Mano dengan jenis kerudung lainnya adalah, cap di kepala serta sulaman payet dan bordir yang menghiasi pinggiran kerudung. Yang paling murah, dijual Rp 80 ribu per helai.
Mukena ala Mano juga ada. Dari semua produk yang "berbau" Mano, agaknya mukena yang paling laris manis. Tren mukena Mano muncul di awal penayangan sinetron perdananya yang berjudul sama dengan namanya, Manohara.
Mukena ini juga dihiasi dengan cap untuk menutupi kening dan karet serut setinggi 5 cm di bagian lehernya. Bahannya macam-macam. Ada yang dari katun biasa dengan hiasan renda di bawahnya atau dari katun Paris yang dibordir penuh. Jika membeli kodian, harganya berkisar antara Rp 2,4 juta hingga Rp 4 juta. Untuk satuan, sebuah toko di ITC Depok, menjual mukena gaya Mano paling murah Rp 150 ribu per helai.
Ester Sondang
KOMENTAR