Kalau ada yang berpendapat bahwa aku mendahului Tuhan, aku pasrah saja. Tapi coba lihat saja contohnya, dokter mendiagnosa penyakit pasien yang terkena kanker stadium 4. Dokter pasti akan bilang kalau sudah sakit seperti itu, umurnya paling tinggal dua bulan lagi. Bukankah itu sama artinya dengan meramal atau mendahului kehendak Tuhan? Jadi, sungguh berat pekerjaanku kalau orang enggak tahu bagaimana kejadian sebenarnya. Aku bukan mau mendahului, karena aku selalu bilang aku ini perantara saja. Aku tidak pernah mengandalkan kekuatanku sendiri. Kalau Tuhan enggak kasih, aku juga enggak bisa apa-apa.
Ketika orang mendatangiku, pasti karena mereka punya masalah. Kalau enggak, untuk apa mereka datang ke aku. Menjadi pendengar yang baik itu sulit lho. Enggak semua orang tahan mendengarkan keluhan orang selama 1 jam. Padahal dalam sehari aku mendengarkan keluhan sampai 10 orang. Untungnya, sejak kecil aku memang terbiasa menjadi tempat curhatan orang. Aku senang membantu orang yang punya masalah. Untungnya, tiap kali menjadi tempat curhatan orang, pasti jalan keluar yang aku berikan selalu pas.
NOVERITA K. WALDAN
(Minggu depan: Meike kuliah di Bandung dan menikah di sana. Seperti orangtuanya, Meike harus berpisah dengan suami. Jakarta menjadi tujuan Meike untuk mengawali karier. Dimulai dari meramal teh, Meike pun kemudian merambah ke dunia teve menjadi peramal cinta. Ikuti kisahnya minggu depan.)
KOMENTAR