1917: Oleh karena 2 juta tentara Rusia terbunuh dalam perang, perempuan Rusia sekali lagi turun ke jalan pada hari minggu terakhir di bulan Februari, menyerukan "Roti dan Perdamaian".
Para pemimpin politik menentang unjuk rasa ini, namun para perempuan ini tetap bertahan.
Sejarah mencatat, empat hari kemudian, Czar atau Tsar (raja) Rusia turun takhta dan pemerintahan sementara mengakui hak perempuan untuk ikut serta dalam pemilu.
Hari bersejarah itu jatuh pada tanggal 23 Februari di kalender Julian yang digunakan di Rusia atau tanggal 8 Maret menurut kalender Gregorian (kalender Masehi yang digunakan secara umum di dunia).
Sejak saat itulah Hari Perempuan Internasional diperingati pada hari yang sama oleh seluruh perempuan di seluruh dunia. (*)
Source | : | LBH APIK |
Penulis | : | Intan Yusans |
Editor | : | nova.id |
KOMENTAR