Setelah saya foto, saya memajangnya di toko online http://debbiedian.multiply.com. Hanya dalam waktu beberapa hari, ternyata tas saya itu sudah diminati pembeli. Banyak yang beli untuk kepentingan seserahan dan pesta.
Dari sisi usaha, bisnis baju batik dan tas, lebih laku mana?
Sebenarnya, sih, sampai sekarang dua-duanya jalan. Tapi, sekarang tas menjadi produk usaha yang utama. Mungkin karena yang menekuni usaha busana batik lebih banyak, sedangkan pemain tas batik masih jarang.
Selain itu, yang namanya ibu-ibu seperti saya, pada umumnya, kan, ingin tampil beda saat hadir di pesta. Dalam kesempatan pesta, ibu-ibu selalu membawa tas. Kebanyakan mereka malas membawa tas yang pasaran. Dari situlah, saya memilih tas pesta untuk usaha. Ternyata, banyak yang tergugah. Bahkan, pernah ada yang sampai waiting list.
Menurut saya, tas pesta batik memang unik. Saat datang ke pesta, ibu-ibu bisa memadukan tas ini dengan mengenakan busana polos. Tapi, bisa juga warna tas ditabrakin dengan busananya asal masih nyambung.
Berapa hari sejak di-online-kan, tas Anda diminati pelanggan?
Cuma seminggu. Saya tak sangka respons pembeli begitu cepat. Bahkan, belakangan banyak pembeli yang ingin dibuatkan tas secara personal. "Mbak, saya ingin tas yang batiknya seperti ini dan bebatuannya yang jenis ini," kata pembeli. Saya pun turuti keinginan mereka. Akhirnya, saya lebih melayani per person. Uniknya, ada juga yang pesan dengan membawa kain batik sendiri. Tentu saja harganya jadi beda, ya. Ada hitung-hitungannya sendiri.
Seiring waktu, sebenarnya ada yang ingin pesan dalam jumlah banyak. Sebulan minta ratusan, lalu dimasukkan dalam sebuah department store. Permintaan ini tidak saya sanggupi. Saya memang tidak mau membuat produk massal karena khawatir kualitasnya enggak terjaga.
Dari dunia arsitek ke kerajinan, apakah Anda perlu kursus?
Tidak. Saya betul-betul learning by doing, tapi pada dasarnya saya memang senang pekerjaan tangan. Awalnya saya benar-benar trial and error. Awalnya saya buat sendiri. Sekarang saya punya tukang jahit yang bikin tas. Untuk pemasangan batu-batunya, saya mengajari istri sopir saya, yang rumahnya tidak jauh dari kediaman saya di kawasan Bogor Baru. Kebetulan, dia punya komunitas ibu-ibu yang pintar membuat payet di kerudung. Merekalah kini yang membantu saya. Saya mendesain, mereka yang memasang batu-batuan.
Sempat uji pasar?
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR