Awalnya saya pakai sendiri dan saya tanya orang-orang dekat. Komentar mereka memang positif. Nah, karena permintaan kian banyak, saya tak mungkin lagi nyambi kerja kantoran. Saya capek di jalan, belum lagi harus meeting, tender proyek, dan harus lembur. Terus di kala Bya, anak saya sakit, saya enggak bisa cuti.
Keduanya memang enggak bisa jalan seiring. Saya pun mengundurkan diri. Sebenarnya, pimpinan saya nggondeli, tapi saya sudah mantap kerja di rumah. Setelah konsentrasi ke usaha tas, bisnis kian lancar. Saya bisa lebih konsentrasi. Misalnya mencari batu-batu yang bagus di Mangga Dua, Jatinegara. Saya juga minta saudara saya di Kalimantan untuk kirim bebatuan cantik.
Berapa bentuk tas pesta yang Anda kerjakan?
Saya hanya punya 4 model basic. Karena dipasangin batu, saya enggak bermain di bentuk tas. Saya lebih pilih ke desain bebatuan dan variasi batu yang antara lain batu mutiara air tawar. Bebatuan inilah yang membuat harga tas berbeda, mulai dari Rp 250 ribu - 400 ribu. Tasnya sama, tapi berbeda isi bebatuannya.
Untuk corak batiknya?
Saya gunakan dari beragam daerah. Mulai dari Yogya, Solo, Pekalongan, Garut, Madura, Lasem, Tuban, Indramayu, sampai Cilacap. Kebanyakan customer suka warna cokelat dan hitam. Tapi, yang warna-warni tetap saya produksi karena memang ada peminatnya.
Berapakah kapasitas produksi?
Karena memang lebih ke personal, saya tidak mengejar jumlah banyak. Sebulan, rata-rata 40-50 tas. Itu pun saya sudah kewalahan.
Pelanggan Anda dari mana saja?
Sekitar 50 persen memang dari Jakarta dan sekitarnya. Selebihnya datang dari berbagai kota, sampai pula di Medan dan Tarakan. Sering pula saya kirim ke luar negeri seperti ke Jerman, Dubai, Kanada, dan yang paling banyak di Malaysia. Rata-rata pelanggan setia seperti dari Medan yang selalu saja pesan tas saat ada acara perkumpulan Darma Wanita, pesta perpisahan, kelahiran, pernikahan.
Nah, saat bulan baik pernikahan, pasti saya kewalahan memenuhi pelanggan. Bulan-bulan ke depan juga ramai. Sampai Desember nanti, pesanan personal juga sudah banyak. Tapi, pembeli masih bisa mendapatkan tas yang ready stock. Pengerjaannya fifty-fifty, kok.
Untuk pengiriman, Anda memakai jasa kurir?
Oh tidak. Saya kerjakan sendiri. Sambil mengantar Bya sekolah, saya bawa tas yang saya bungkus pakai dus, ke jasa pengiriman. Dengan pengepakan yang baik, tas aman di tangan pembeli. Seandainya sampai di sana ada cacat, saya enggak keberatan menggantinya. Namanya saja bisnis online, mesti menanamkan rasa saling percaya. Yang penting customer puas.
Apakah ada keinginan untuk membuka showroom di rumah?
Inilah keinginan saya ke depan. Masalahnya sekarang, saya hanya punya sedikit stok di rumah. Begitu tas baru saya tayangkan di situs, langsung diambil pembeli. Ibarat belum lama dipajang, langsung saja habis. Terpikir untuk menambah kapasitas produksi. Tentu saya butuh tenaga terampil yang sanggup mengerjakan dengan baik.
Henry Ismono
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR