* Ganti popok setiap kali anak buang air besar (meskipun popok baru diganti) atau bila popok sudah "basah" lalu ceboki anak dengan bersih.
* Dapat digunakan krim pelindung khusus.
* Bila bercaknya tak kunjung hilang dalam 3 hari, segera periksakan ke dokter. Sebab, ada kemungkinan kulitnya sudah terinfeksi jamur.
* Untuk pencegahan, segeralah ganti popok setiap kali diperlukan. Bila memakai diaper (popok sekali pakai), sebaiknya pilih yang ukurannya sesuai, sehingga cara pemakaiannya tak terlalu ketat agar kulit tak tergesek.
EKSIM SUSU
Disebut eksim susu karena banyak orang menduga bahwa penyebab gatal, kulit kemerahan, dapat disertai bintil-bintil kecil, adalah air susu ibu (ASI). Padahal eksim susu atau dermatitis atopik bukan disebabkan oleh ASI, karena ASI sendiri mengandung zat pelindung tubuh, baik terhadap alergi maupun infeksi. Sayangnya, banyak masyarakat yang telanjur berpendapat demikian, sehingga sulit mengubahnya. Mungkin karena gangguan ini lebih sering dialami bayi dan kulit bayi memang pernah terkena ASI.
Faktor Pemicu:
Umumnya karena anak berbakat alergi, lingkungan yang kurang bersih, dan sebagainya. Bila dikaitkan dengan ASI, mungkin saja dapat memicu eksim susu. Hal ini bisa terjadi bila ASI menempel ke kulit bayi dan sang ibu tak segera membersihkannya, sehingga terjadi iritasi di kulit. Apalagi bila disertai dengan infeksi ikutan oleh kuman akibat kondisi tubuh bayi sedang tidak bagus.
Gejala:
Biasanya, eksim susu disertai keluhan gatal yang membuat anak sering menggaruk (menggosokkan kulitnya ke bantal), rewel, bahkan gelisah. Pada kulit anak timbul bercak berwarna kemerahan dapat disertai bintil-bintil kecil berisi cairan. Sering kali bintil ini pecah karena tergaruk sehingga kulit terlihat basah. Setelah kering akan tampak kerak kekuningan atau kehitaman. Pada bayi, kelainan umumnya terjadi di pipi. Sedangkan pada anak yang lebih besar biasanya di daerah lipatan kulit, misal di lipat siku atau lipat lutut.
Penanganan:
KOMENTAR