Ada beberapa jenis gangguan pada kulit yang kerap dialami anak. Kenali satu per satu agar penanganannya bisa lebih maksimal.
KULIT BUSIK
Kulit busik merupakan gejala sisa dari bekas suatu kelainan kulit, umumnya terkait dengan bakat alergi yang dimiliki anak. Misal, anak alergi udang, bila memakannya akan muncul bentol-bentol merah yang gatal. Nah, jika digaruk, bekas garukan ini bisa meninggalkan gejala sisa berupa busik (bercak-bercak kehitaman).
Pada dasarnya, busik tak berbahaya bagi kesehatan, tetapi tak sedap dipandang mata. Meski demikian, hati-hati dengan garukan ini. Karena, memungkinkan "kerusakan" kulit, yang memudahkan masuknya kuman, dan dikhawatirkan muncul infeksi. Akibatnya, gejala sisanya akan membuat kulit anak menjadi semakin busik. Apalagi beberapa jenis kuman tertentu, dapat menghasilkan racun yang merusak ginjal. Mungkin saja, hanya akibat garukan si kecil menderita gangguan ginjal yang tak dapat dianggap sepele.
Penanganan:
Secara umum, prinsip perawatan kulit ialah:
* Jaga higiene kulit, agar selalu tetap bersih dan kering.
* Kenali, adakah kecenderungan bakat alergi di keluarga. Apakah anak atau adakah anggota keluarga yang mempunyai riwayat asma, sering bersin dan pilek terutama di pagi hari, adakah yang pernah biduran/gidu/kaligata dan eksim?
* Bila kulit anak termasuk sensitif, perhatikan adakah hal yang memicu rasa gatalnya? JANGAN selalu menyalahkan makanan, khususnya ikan atau udang. Karena kita akan mengabaikan kemungkinan pemicu sebenarnya. Bisa saja pemicunya ialah gigitan nyamuk, atau yang tersering ialah tungau debu rumah. Itu sebab, biasanya busik lebih sering dijumpai di bagian kulit yang tak terlindung pakaian, yakni tungkai dan lengan.
* Jadi, pastikan lingkungan anak bersih dari debu rumah, dengan menghindari tumpukan majalah dan koran, karpet, kain sofa atau gorden yang berdebu, dan sebagainya.
TELAPAK KAKI & TANGAN PECAH-PECAH
Kulit pecah-pecah (biasanya di telapak tangan dan/atau kaki) bisa merupakan tanda awal kulit anak tidak kuat terhadap "sesuatu". Biasanya keluhan diawali dengan munculnya lenting-lenting berisi cairan, yang akan lebih mudah diraba daripada dilihat, dan umumnya terasa gatal.
Hal ini pun biasanya terkait dengan masalah kulit sensitif pada anak. Bila dia berbakat alergi, maka kulitnya akan lebih mudah mengalami iritasi. Pada reaksi iritasi yang hebat, kadang cukup mudah untuk mendeteksi bahan pemicunya. Yang sulit ialah, reaksi serupa ini biasanya dipicu oleh paparan berulang dengan zat kimia yang sebenarnya merupakan bahan iritan lemah, pada anak yang sensitif. Misal, bahan tambahan pewangi atau pewarna pada sabun. Itu sebabnya, kelainan serupa ini kerap dijumpai pada anak yang sering "bermain" sabun atau berulang-ulang mencuci tangan.
Bagi kulit yang memang sensitif, pilihlah bahan kaus kaki ataupun sepatu yang nyaman. Contoh, bila bahannya tak mudah menyerap keringat, akan memudahkan kulit jadi lembap. Kelembapan inilah yang akhirnya dapat memperparah kelainan kulitnya.
Penanganan:
* Pastikan untuk kulit bayi dan anak, apalagi yang sensitif, selalu menggunakan produk perawatan yang sesuai. Produk untuk bayi disyaratkan hanya mengandung bahan yang aman. Demikian juga untuk bahan tambahan pewangi atau lainnya.
* Bila kelainan sudah terjadi, dokter akan mengatasi dengan meresepkan krim tertentu, agar kulit menjadi halus kembali. Tentu harus disesuaikan dengan usia anak.
* Intinya, cari tahu penyebab lalu sedapat mungkin hindari kulit bersentuhan dengan bahan tersebut.
BISUL
Secara medis, bisul adalah infeksi kuman pada folikel rambut dan kelenjar minyak kulit. Biasanya diawali dengan kulit yang terluka (baik yang terlihat secara kasat mata maupun yang tak terlihat), misalnya akibat garukan, lalu tanpa disadari kuman masuk dan menginfeksinya.
Jenis Bisul:
Sebetulnya, yang dikenal sebagai bisul ini, banyak jenisnya tergantung dari jenis kelenjar yang terkena. Umumnya bisul mempunyai "mata" tempat keluarnya nanah, bila bisul pecah. Tetapi, bila infeksi terjadi pada kelenjar keringat, biasanya akan terlihat benjolan serupa "kubah" tanpa mata.
Bisul ini dapat terjadi hanya pada 1 kelenjar minyak saja, ditandai oleh bintil kemerahan dengan puncak berwarna putih. Kadang-kadang infeksi tak terbatas pada kelenjar minyak saja, tetapi meluas ke jaringan di sekitarnya sehingga terlihat sebagai benjolan kemerahan dengan matanya. Jumlahnya bisa hanya 1, tetapi bisa lebih dari satu, yang lokasinya bisa saling terpisah tetapi kerap terjadi beberapa bisul saling bergabung menjadi satu.
Sedikit berbeda dengan anak yang telah pubertas, akibat pengaruh hormon, maka kelenjar minyak di ketiak atau daerah kemaluan dan bokong akan mulai aktif dan menghasilkan bau yang khas bagi individu. Oleh karena itu, mungkin saja terjadi infeksi bisul di area tersebut.
Gejala Bisul:
Biasanya muncul bintil atau benjol berbentuk kerucut dan "bermata" atau berbentuk kubah, dapat disertai rasa nyeri dan demam karena bisul sudah terinfeksi kuman.
Faktor Pemicu:
Bisul bisa terjadi pada siapa saja, anak-anak maupun dewasa, terutama bila ada faktor pemicu. Beberapa faktor pemicu adalah kurangnya kebersihan di lingkungan anak, daerah tropis yang memudahkan keringat muncul sehingga kulit menjadi lembap dan lebih mudah terinfeksi kuman, serta daya tahan tubuh anak yang tak baik sehingga mudah terserang penyakit.
Sebenarnya, tak ada hubungan langsung antara bisul dengan alergi. Tetapi biasanya anak yang alergi lebih sering mengalami bisulan. Pasalnya, bila anak sedang mengalami alergi dengan keluhan gatal, anak terangsang untuk menggaruk. Akibat garukan, dapat terjadi kerusakan kulit/luka yang akhirnya dimasuki kuman lalu muncul bisul.
Penanganan:
Menggunakan obat krim antibiotik. Bila ragu, sebaiknya konsultasikan ke dokter, mengingat setiap bisul berbeda jenis dan penanganannya. Apalagi bila bisul kian lama kian membesar dan muncul demam. Selain itu kita perlu meminta anak untuk selalu menjaga kebersihan kulitnya supaya bisul bisa cepat sembuh, juga agar bisul tak menyebar ke bagian yang lain.
BIANG KERINGAT
Bahasa awamnya, keringet buntet. Sering ditemui pada kulit anak, terutama anak yang memiliki kulit sensitif. Biasanya muncul di dahi, leher, dan bagian tubuh yang kaya kelenjar keringat.
Gejala:
Pada kulit muncul bintil-bintil warna kemerahan, kadang disertai bintil kecil berair. Biasanya sering muncul saat udara panas, ketika anak banyak berkeringat. Ditambah lagi jika pakaian yang dikenakan tak menyerap keringat.
Penanganan:
* Pada tahap awal, dapat diberikan bedak biang keringat, baik berupa bedak tabur maupun cair, jaga agar kulit tetap kering, selalu mengelap jika kulit berkeringat atau terlihat basah, dan memakaikan baju yang menyerap keringat. Umumnya dengan tindakan demikian, keluhan akan segera hilang. Namun bila tak kunjung sembuh, sebaiknya konsultasikan ke dokter. Takutnya, biang keringat digaruk lalu terjadi luka dan akhirnya terinfeksi oleh kuman. Bila sudah terinfeksi bisa muncul penyakit baru yang lebih sulit untuk diobati.
* Untuk pencegahan, rawatlah kulit anak dengan mandi secara teratur, keringkan kulit, beri bedak agar kulitnya tetap kering dan mencegah gesekan, jaga pakaian selalu bersih, dan ganti setiap kali bajunya terlihat basah. Beri ventilasi udara yang cukup di kamar.
EKSIM POPOK
Sesuai namanya, eksim popok adalah kelainan kulit yang timbul di daerah tertutup popok.
Penyebab:
Biasanya kontak dengan urine atau feses/tinja bayi, ditambah kulit bayi yang sensitif.
Penanganan:
* Ganti popok setiap kali anak buang air besar (meskipun popok baru diganti) atau bila popok sudah "basah" lalu ceboki anak dengan bersih.
* Dapat digunakan krim pelindung khusus.
* Bila bercaknya tak kunjung hilang dalam 3 hari, segera periksakan ke dokter. Sebab, ada kemungkinan kulitnya sudah terinfeksi jamur.
* Untuk pencegahan, segeralah ganti popok setiap kali diperlukan. Bila memakai diaper (popok sekali pakai), sebaiknya pilih yang ukurannya sesuai, sehingga cara pemakaiannya tak terlalu ketat agar kulit tak tergesek.
EKSIM SUSU
Disebut eksim susu karena banyak orang menduga bahwa penyebab gatal, kulit kemerahan, dapat disertai bintil-bintil kecil, adalah air susu ibu (ASI). Padahal eksim susu atau dermatitis atopik bukan disebabkan oleh ASI, karena ASI sendiri mengandung zat pelindung tubuh, baik terhadap alergi maupun infeksi. Sayangnya, banyak masyarakat yang telanjur berpendapat demikian, sehingga sulit mengubahnya. Mungkin karena gangguan ini lebih sering dialami bayi dan kulit bayi memang pernah terkena ASI.
Faktor Pemicu:
Umumnya karena anak berbakat alergi, lingkungan yang kurang bersih, dan sebagainya. Bila dikaitkan dengan ASI, mungkin saja dapat memicu eksim susu. Hal ini bisa terjadi bila ASI menempel ke kulit bayi dan sang ibu tak segera membersihkannya, sehingga terjadi iritasi di kulit. Apalagi bila disertai dengan infeksi ikutan oleh kuman akibat kondisi tubuh bayi sedang tidak bagus.
Gejala:
Biasanya, eksim susu disertai keluhan gatal yang membuat anak sering menggaruk (menggosokkan kulitnya ke bantal), rewel, bahkan gelisah. Pada kulit anak timbul bercak berwarna kemerahan dapat disertai bintil-bintil kecil berisi cairan. Sering kali bintil ini pecah karena tergaruk sehingga kulit terlihat basah. Setelah kering akan tampak kerak kekuningan atau kehitaman. Pada bayi, kelainan umumnya terjadi di pipi. Sedangkan pada anak yang lebih besar biasanya di daerah lipatan kulit, misal di lipat siku atau lipat lutut.
Penanganan:
Jaga kebersihan kulit anak. Jangan biarkan anak menggaruk daerah yang eksim karena akan membuat eksim semakin menjadi-jadi. Bila perlu berilah krim antigatal supaya anak bisa lebih tenang. Jika tak juga tertangani, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter. Tentu dokter akan meresepkan krim yang aman, yang dibuat khusus untuk anak-anak.
Irfan Hasuki
Narasumber:
Dr. Ari Muhandari Ardhie, Sp.KK.,
dari RSAB Harapan Kita, Jakarta
KOMENTAR