BERIKAN STIMULASI AKTIF
Nah, agar terhindar dari efek negatifnya, mulai detik ini juga imbangi aktivitas pasif si bayi. Caranya? Simak saran Fifi berikut ini!
* Langkah pertama yang harus orang tua lakukan adalah mengubah kebiasaan diri sendiri atau si pengasuh yang tidak ekspresif dan ogah-ogahan dalam menghadapi anak. Mengapa? Karena, program apa pun yang akan diberikan, jika interaksi dengan anak tidak ekspresif dan ogah-ogahan, maka sama juga bohong.
* Ingatlah, tak ada kata terlambat dalam menstimulasi anak. Sekalipun hal ini baru orang tua sadari setelah si bayi berusia 5 bulan, misal. Orang tua tetap bisa memberikan stimulasi aktif untuk memperbaikinya.
* Ketahui lebih dulu, apa saja tugas-tugas perkembangan anak di usia 0-12 bulan. Kemudian, mulailah memberikan stimulasi dari kekurangan anak pada saat itu, tanpa melihat tugas perkembangan yang seharusnya dicapai anak pada saat itu. Contoh, sekarang si kecil berusia 10 bulan. Karena dia lebih suka kegiatan pasif, maka dia belum bisa mencapai tahapan berdiri sambil berpegangan dan menjimpit. Nah, saat itu kita jangan dulu memberikan stimulasi sesuai dengan usianya, tapi berikanlah stimulasi dari ketertinggalanya terlebih dahulu. Misalnya mengajari bayi berjalan dengan ditatih dan memberinya butiran makanan yang kecil dan aman supaya motorik halusnya terlatih dengan baik.
* Jangan hilangkan optimisme dalam hati orang tua. Yakinlah, anakku pasti bisa. Tinggal bagaimana saya dan si pengasuh bisa membingbing dan mengarahkanya.
* Orang tua jangan terlalu cemas menghadapi masalah ini, apalagi sampai membanding-bandingkan bayi sendiri dengan bayi lain. Tak ada gunanya mendorong terlalu keras, karena anak akan menolak. Apalagi setiap anak itu unik! Bila kita rajin memberikan stimulasi walau agak terlambat, kelak dia bisa kok mencapai tahapan-tahapan perkembangan dengan baik.
* Untuk lebih pasti seperti apa cara menstimulasi anak yang mengalami problema ini, disarankan agar orang tua berkonsultasi pada dokter dan psikolog. Bisa jadi, cara menstimuasi anak A dengan anak B belum tentu sama, sekalipun kasusnya sama.
* Lakukan selalu stimulasi pada si kecil dengan sungguh-sungguh dan ekspresif. "Halo, Sayang... ada apa panggil-panggil Ayah? Oh, mau belajar jalan ya! Yuk, belajar jalannya di halaman. Satu... dua... tiga... horeee bisa! Yuk, kita coba lagi sampai bisa. Kalau sudah capek bilang ya, nanti kita istirahat dulu," misalnya.
Gazali
Berita yang lebih lengkap dan dalam ada di Tabloid NOVA. Belinya enggak repot, kok.
Sahabat NOVA bisa pilih langganan di Grid Store, atau baca versi elektroniknya (e-magz) di Gramedia.com, MyEdisi, atau Majalah.id.
KOMENTAR