Sebaiknya orang tua jangan menciptakan suasana yang memojokkan anak karena dapat mengurangi rasa percaya dirinya. Bisa-bisa dalam suasana terpojok, konsep berbagi dan meminta yang disampaikan tidak terekam dengan baik olehnya. Ciptakan suasana yang santai dan nyaman. Sampaikan konsep berbagi dan meminta sambil bermain, niscaya bakal lebih dipahami oleh anak.
3. Harus tegas
Bila anak memiliki pemahaman yang salah tentang konsep meminta, kemudian berbenturan dengan aturan sosial yang ada dan berbuntut tantrum, hendaknya orang tua mampu bersikap tegas. Tegas di sini bukan berarti marah-marah, tetapi memberitahukan bahwa itu tidak boleh dan itu bukan milikmu. Melalui sikap ini, anak bisa memahami perilakunya salah sekaligus mengajarkan aturan sosial yang berlaku di masyarakat.
Contoh, si kecil yang semula meminjam mainan temannya, saat ingin pulang malah meminta mainan tersebut. Karena tak diizinkan, ia lantas menangis dan meronta-ronta. Nah, katakan padanya, "Mama enggak setuju kamu minta barang yang bukan milikmu. Kalau kamu mau minta, bilang ke Mama. Nanti kita kumpulkan dulu uangnya ya. Mama saat ini belum punya uang." Melalui ucapan itu, anak diajarkan aturan sosial bahwa mengambil barang milik orang tidak baik.
4. Kesabaran yang luar biasa
Orang tua hendaknya sabar saat mengetahui si prasekolah belum memahami konsep berbagi dan meminta. Atau, saat menghadapi anak yang tantrum karena permintaannya tak terpenuhi. Jangan paksakan anak memahami konsep pada saat itu juga. Ulangi pada kesempatan lain yang lebih santai. Jangan bosan untuk selalu mengingatkan dan mengulangi. Bila perlu lakukan sambil bermain, niscaya anak akan dapat lebih memahami.
5. Jangan bosan untuk memberikan contoh yang baik
Orang tua atau orang-orang terdekat yang berada di lingkungan anak hendaknya secara terus-menerus memberikan contoh yang baik atau sikap yang benar. Karena, anak lebih mudah meniru dari yang sehari-hari dilihat atau diamati.
Utami
KOMENTAR