Tabloidnova.com - Masih ingat dengan penghargaan "Best National Costume" yang diraih Elvira Devinamira, kontestan dari Indonesia untuk Miss Universe 2014, beberapa waktu lalu? Adalah Dynand Fariz desainer baju nasional yang menang di Miss Universe tersebut.
Sepak terjang Dynand dalam merancang kostum nasional memang tak bisa dianggap sebelah mata. Sebelumnya, sejumlah prestasi gemilang ditorehkan penggagas Jember Fashion Carnaval ini.
"Ya, sebelumnya memang saya membuat juga kostum nasional untuk Elfin Pertiwi Rappa, Puteri Indonesia Lingkungan 2014 yang melaju ke ajang Miss Internasional. Ada juga Estelita Liana, Runner up 2 Puteri Indonesia yang melaju ke Miss Supranational di Polandia. Ini yang ketiga kalinya saya meraih penghargaan Best National Costume," paparnya penuh haru dan bangga, kepada tabloidnova.com.
Menariknya, tiga penghargaan tersebut diraih hanya dalam rentang waktu 3 bulan saja. "Kemenangan ini ibaratnya adalah puncak! Pecah semua di sini. Saat mendengar kemenangan ini, jujur saya nggak sanggup bayanginnya. Ini adalah suatu anugerah yang tak terlukiskan. Ini, kan Miss Universe, kontes nomor satu dengan jumlah peserta yang banyak. Ini adalah penghargaan yang diberikan Tuhan," lanjut Dynand.
Pembuatan pakaian nasional "The Chronicle of Borobudur" ini memang tak main-main. Dynand menyiapkan kostum ini sejak pertemuan diadakan pada bulan Maret lalu dilanjut dengan padatnya jadwal roadshow. "Baru bulan September bertemu dengan Elvira dan Yayasan Puteri Indonesia. Kami matangkan konten dan konsep, lalu masuk ke tahap produksi selama dua bulan," kenangnya.
Untuk urusan konsep maupun material pun Dynand Fariz sangat detail dan serius. Bahan luar sayap yang membentang pada pakaian Elvira yang menang sebagai Best National Costume di Miss Universe 2014 itu dibuat dari matras yang biasa digunakan untuk alas sepatu. "Lalu matras itu dibentuk stupa-stupa. Sementara untuk pakaian yang menjuntai itu pakai kain-kain yang ringan seperti linen, lalu dilukis menggunakan tangan dan dikasih detail ukiran warna emas supaya lebih glamor dan bentuk candinya keluar."
Dengan desainnya tersebut, memang tak berlebihan bila dalam sekali pandang saja, kostum nasional berwarna emas, perak, dan abu-abu itu langsung terlihat berasal dari Indonesia. "Sekali lihat saja, orang akan tahu, kan, kalau ini adalah Indonesia?"
Keyakinan dan ketekunan memang menjadi modal utama Dynand dalam merancang pakaian nasional bernapaskan karnaval ini. Ia mengungkap, setiap merancang pakaian nasional, ia selalu menargetkan diri untuk menang. "Target saya memang selalu menang dan itu tidak pernah meleset. Untuk meraihnya, saya menguatkan konsep mulai dari detail potongan, daya pakai, ditambah inovasi yang selalu berbeda. Jadi prosesnya sangat serius dan tak bisa dilakukan oleh sembarang orang," terang Dynand yang saat ini sedang mempersiapkan roadshow JFC ke Chingay Parade Singapore 2015, di akhir Februari mendatang. Presiden JFC ini juga tengah mempersiapkan Jember Fashion Carnaval 2015.
Sejak wawancara dengan Tabloid Nova beberapa tahun silam, Dynand memang sudah memiliki visi untuk memajukan kampung halamannya, Jember. "Saya percaya, kota-kota besar dan ternama seperti Paris dan Milan, dulunya juga kota kecil yang tidak dikenal masyarakat. Ketika ada salah seorang warganya punya ide cemerlang menciptakan suatu yang lain, kota itu jadi dikenal sampai saat ini. Nah, cita-cita saya, Jember juga bisa seperti itu," ujarnya. Nampaknya, telah banyak proses yang dilewatkan Dynand untuk mewujudkan harapannya tersebut.
Annelis Brilian
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR