Tabloidnova.com - Malang nian nasib seorang anak penderita autis, Joseph Edwards (17). Joseph ditemukan tak bernyawa akibat gantung diri. Setelah ditelusuri, alasannya adalah karena ia baru membaca sebuah email palsu.
Email palsu yang berada dalam wadah Spam yang ditujukan kepadanya itu diketahui berasal dari seorang detektif polisi di Kepolisian Chesire yang isinya memperingatkan Joseph untuk segera membayar denda sebesar 100 poundsterling, karena sudah ketahuan membuka situs berkonten pornografi, agar tak ditangkap petugas.
Diduga, Joseph menganggap surat elektronik yang dikirimkan kepadanya itu adalah asli. Dan remaja yang masih tercatat sebagai mahasiswa tingkat A ini lantas ditemukan gantung diri di rumahnya, di kawasan Windsor, Berks, Inggris.
Sang bunda, Jacqueline, yang pertama kali menemukan tubuh putranya yang tergantung tak bernyawa di dalam rumahnya sendiri. Ironisnya, sang bunda baru saja meluncurkan sebuah kampanye untuk anak-anak agar lebih sadar mengenai bahaya yang kerap mengintai di dunia maya atau saat menggunakan internet.
Dalam sidang kasus kematian putranya yang digelar di Windsor Guildhall, Jacqueline mengatakan, "Dia (Joseph) pada umumnya adalah anak yang bahagia dan baru saja mulai lingkaran persahabatan baru, serta sedang menikmati kehidupannya."
Jacqueline melanjutkan, "Dia tidak pernah tampak khawatir dengan apa yang ia lakukan dengan laptopnya. Tapi saya pikir, dia tidak benar-benar mengerti apa yang sudah dia baca. Dia menderita autis, jadi saya tidak yakin dia benar-benar memahami implikasi dari apa yang dia lakukan dengan internet."
Dan untuk melengkapi penyelidikan, polisi yang hadir di tempat kejadian perkara (TKP) telah menyita laptop yang biasa digunakan oleh Joseph. "Polisi sedang memeriksa lebih lanjut komputer milik Joseph yang tampaknya di dalamnya ada semacam penipuan," kata anggota polisi Michael Burgess.
Menurut Michael, "Tampaknya Joseph sengaja mengklik ke email yang berasal dari kepolisian. Namun ternyata email tipuan yang isinya mengarah pada upaya pemerasan. Di sisi lain, anak itu menderita autism, sehingga dampaknya menjadi sangat sangat serius."
Sersan Detektif Peter Wall yang ikut menyelidiki kasus kejahatan di internet ini mengatakan, memang agak sulit untuk melacak siapa yang paling bertanggung jawab atas pengiriman email tipuan tersebut. Akan tetapi, pihak polisi meyakini, email itu berasal dari luar Inggris.
Selanjutnya, dalam kesempatan terpisah, sang bunda kembali mengatakan,"Internet adalah hal yang sangat menakjubkan, tapi juga bisa sangat berbahaya. Saya ingin para orangtua untuk selalu memastikan anak-anak mereka agar dapat menyadari adanya penipuan-penipuan semacam ini, terutama pada anak-anak penderita autisme, karena mereka tidak akan sepenuhnya mengerti."
Intan Y. Septiani/Tabloidnova.com
SUMBER: MIRROR
KOMENTAR