Sementara pada pria, andropause ditandai dengan keluarnya air mani tapi spermanya negatif. "Dia bisa melakukan hubungan seks, tapi tak bisa membuahi. Ibaratnya senjata api, tapi tanpa peluru. Jadi dia bisa berhubungan, tapi spermanya tidak ada." Ini pun orang awam tak bisa melihat, kecuali kalau air maninya diperiksa di bawah mikroskop. "Biasanya kalau pria tersebut andropause, air maninya putih bening tidak keruh."
Dengan demikian, jika salah satunya normal, misal ada sel telurnya tapi tak ada spermanya, atau sel telurnya tak ada tapi spermanya ada, tetap saja tak bakalan membuahkan anak meski sudah berintim-intim puluhan kali.
KELAINAN GENETIK
Biasanya, jika hormon-hormon seks berkurang di usia produktif atau lebih dini, penyebabnya adalah faktor kelainan genetik. "Kita juga bisa tahu dari bentuk tubuhnya, kok. Misal, buah dadanya tak berkembang," papar Arjatmo. Sayangnya, kelainan ini sudah dari sananya alias susah dicari penyebabnya. "Kalau, toh, ketahuan karena adanya kelainan kromosom, pengobatannya juga akan susah."
Ada juga yang bukan lantaran kelainan. Jadi, memang tubuhnya biasa saja, hanya hormon-hormonnya saja yang rendah. "Mungkin karena pengaruh makanan yang tak sehat, misalnya kebiasaan makan makanan tak seimbang atau tak mencukupi 4 sehat 5 sempurna."
Bisa juga karena pengaruh kebiasaan-kebiasaan hidup, seperti merokok, kelelahan, pengaruh dari polusi, dan sebagainya, yang bisa menghancurkan jaringan dan sel sehingga sel akan keropos dan berkarat. "Ini bisa dicegah dengan minum vitamin-vitamin yang bersifat antioksidan, yang berisi vitamin A, vitamin C, vitamin E." Nah, Bu-Pak, mengingat gejalanya tak kasat mata, tak ada salahnya kita memeriksakan diri ke dokter jika libido dirasakan mulai menurun.
Dedeh
KOMENTAR