Namun, bila terjadi masalah pada jantung, paru-paru, dan ginjal, kebersihan darah sangat mungkin terganggu. Dalam situasi seperti ini, bisa saja darah menjadi kotor. Misalnya, kebocoran pada jantung bisa menyebabkan tercampurnya darah yang belum dibersihkan dengan darah yang sudah bersih, TBC bisa menyebabkan kadar CO2 menumpuk, dan gagal ginjal bisa menyebabkan zat racun menetap di dalam darah. Tak heran bila orang berpenyakit paru yang sudah kronis, kadar CO2-nya sangat tinggi.
Namun, anggapan darah yang kotor ini tidak seperti yang dibayangkan oleh awam. "Awam, kan, membayangkan darah kotor akan menyebabkan bisul, jerawat, atau yang lainnya, padahal tidak demikian." Tumbuhnya bisul atau jerawat bukan karena darah yang kotor melainkan karena kulit yang bermasalah. Misalnya, infeksi kelenjar minyak pada kulit, yang akhirnya membuat kuman masuk ke dalam dan timbullah bisul atau yang lainnya, atau juga karena alergi.
DARAH MANIS
Seringkali awam mengidentikkan darah manis dengan mudahnya anak terluka akibat gigitan nyamuk. Padahal, menurut Bahdar, persepsi ini salah.
Bila anak mudah bentol, teriritasi, terinfeksi, dan sulit sembuh kala digigit serangga, hal ini bukan karena darahnya manis, melainkan lebih karena asma kulit. Mungkin anak menderita prurigo, semacam alergi kulit, yang membuatnya mudah sekali bentol, teriritasi, atau terinfeksi.
Seringkali darah manis ini dihubungkan dengan penyakit kencing manis/diabetes. Alasannya, penderita diabetes pun punya kecenderungan hampir sama, yaitu luka pada tubuhnya sulit sembuh. Namun, tidak begitu dengan darah manis.
RABUN AYAM
Rabun ayam memang istilah awam, tetapi ada padanan istilah kedokterannya, yaitu rabun senja. Ketika senja, ayam sulit melihat dengan baik. Nah, gangguan seperti itu disebut rabun ayam.
Rabun ayam atau rabun senja disebabkan kekurangan vitamin A. Bila kekurangan ini dibiarkan saja, tanpa ada perawatan yang baik, kemungkinan lanjutannya adalah anak menjadi buta. "Namun, proses kebutaan tidak terjadi secara langsung. Kasusnya pun sudah sangat jarang ditemui."
Untuk mengatasinya diperlukan konsumsi vitamin A yang cukup. Sumbernya bisa suplemen vitamin A atau buah-buahan yang banyak mengandung vitamin A, seperti tomat dan wortel. Konsumsi vitamin A secara baik biasanya akan menyembuhkan anak dari rabun senja. Rabun senja ini bersifat tidak permanen.
PARU-PARU BASAH
Istilah ini mungkin muncul karena awam beranggapan paru-paru anak memang benar-benar basah. "Memang," aku Bahdar, "ada semacam cairan di rongga pleura bagian bawah, yang dinamai efusi pleura, jadi bukan di paru-paru."
Pleura adalah satu rongga yang memiliki dua selaput. Rongga ini berada di luar paru-paru, tepatnya di sekeliling paru-paru. Bila ada radang di pleura ini, maka akan muncul cairan. Cairan yang banyak akan menumpuk di dalam rongga tersebut dan sulit untuk dikeluarkan.
Peradangan pleura di Indonesia paling sering disebabkan penyakit TBC. Radang di dalam paru-paru ini akan menembus pleura yang lalu menimbulkan cairan. Selain TBC, cairan bisa muncul bila paru-paru terkena bronkhitis, tumor, bahkan masalah di luar paru-paru, seperti demam berdarah, kekurangan albumin, dan lain-lain.
Cairan muncul karena peradangan paru-paru mengganggu permeabilitas (keadaan zat yang memungkinkan lewatnya zat lain)pembuluh darah dan saluran getah bening di daerah tersebut sehingga cairan merembes masuk. "Perlu diingat, cairan tersebut bukan merupakan lendir dari saluran napas atas yang turun ke bawah, tetapi muncul karena peradangan," tandas Bahdar. Rongga pleura sama sekali tidak tersambung ke rongga napas bagian atas sehingga sulit untuk dikeluarkan.
Tingkat bahaya penyakit ini tergantung pada penyakit dasarnya. Bila disebabkan tumor atau kanker, maka sangat berbahaya. Sedangkan bila karena TBC, infeksi nonspesifik, kekurangan albumin, atau kuman demam berdarah, biasanya tidak terlalu serius.
Cara menanggulanginya bisa dengan pengobatan antibiotik untuk meredakan peradangan, penguatan daya tahan tubuh, serta meredakan sesak. "Biasanya kalau sudah menimbulkan gejala sesak napas akan dilakukan penyedotan cairan pleura, karena cairan ini tidak bisa dikeluarkan lewat batuk," tandas Bahdar.
Irfan
KOMENTAR