* Ajarkan bersuara pelan di dalam ruangan dengan diberi contoh sepelan apa suara yang Anda inginkan. Sementara di luar ruangan, ia boleh bersuara lebih keras (juga dicontohkan).
Bila di dalam ruangan ia mulai berbicara keras dan tak mau mengubahnya sekalipun Anda sudah mengingatkannya, bawalah ia ke luar ruangan tanpa banyak komentar apalagi marah-marah. Bagaimanapun Anda tak bisa menuntutnya untuk berbicara pelan sepanjang waktu di dalam ruangan.
Ada baiknya ia diberi banyak kesempatan untuk melatih vokalnya dengan cara yang lebih bisa diterima semisal menyanyi mengikuti suara dari pita kaset, menirukan suara binatang, membaca puisi, dan sebagainya. Siapa tahu ia kelak menjadi penyanyi terkenal atau juara omba baca puisi, dan sebagainya.
* Untuk memperpanjang kemampuan konsentrasinya, tawarkan aktivitas yang benar-benar diminatinya. Misalnya, ia suka segala jenis binatang; entah dalam bentuk gambar, film, ataupun melihat langsung. Nah, tawarkan buku cerita bergambar atau film tentang binatang, entah yang secara khusus menceritakan tentang kehidupan satu jenis binatang maupun beraneka binatang. Dampingi ia saat "membaca" buku tersebut, misalnya, sambil Anda bertanya ini-itu atau menceritakan seputar binatang tersebut.
* Minta ia menatap mata Anda saat berbicara dengan Anda ataupun ketika Anda mengajaknya bicara. Kebiasaan melakukan kontak mata akan sangat membantunya memusatkan perhatian untuk mendengarkan.
Sebaiknya, bila Anda ingin menyampaikan sesuatu kepadanya, sebelumnya katakan kepadanya semisal, "Sini, De, duduk dekat Bunda. Ada yang ingin Bunda katakan pada Ade." Setelah ia duduk di samping atau di hadapan ataupun di pangkuan Anda, katakanlah sambil mengarahkan wajahnya ke hadapan Anda, "Coba Ade lihat Bunda dan dengarkan apa yang Bunda katakan."
* Agar ia bisa mengikuti suatu rutinitas seperti mandi, makan, dan tidur pada waktunya, hendaknya Anda jangan bersikap terlalu kaku sekalipun Anda adalah orang yang sangat menyukai ketea.
Hasto Prianggoro
KOMENTAR