Gerakan ramah lingkungan atau go green bukan hanya soal menanam pohon, mendaur ulang sampah, atau menghemat energi. Menjaga kelestarian lingkungan, juga bisa diawali dengan mengatur isi dari lemari pendingin di rumah sendiri.
Memilih makanan yang sehat, tidak berpengawet, segar, dan tepat digunakan, juga merupakan langkah melestarikan lingkungan. Bila masing-masing rumah tangga memanfaatkan bahan makanan secara efektif, berarti ikut andil menjaga lingkungan dengan mengurangi pemborosan bahan makanan. Selain itu, dapat menghemat anggaran belanja. Tertarik?
Mengatur isi dari lemari es dapat dimulai dengan membeli bahan makanan dalam ukuran ekonomis (besar). Bahan makanan seperti susu, telur, pasta, sereal bisa dibeli dalam ukuran ekonomis, daripada membeli dalam satuan individual.
Kemas bahan-bahan tersebut dengan wadah bertutup rapat, sehingga tidak berkontak atau bereaksi dengan udara luar. Pengemasan yang tepat juga ikut memberi dampak pada usia penyimpanan.
Sesekali mungkin Anda berbelanja melebihi dari yang dikonsumsi, baik karena salah prediksi atau ada hal lain yang membuat konsumsi tak sesuai rencana. Namun perlu diingat, kelebihan bahan makanan tersebut tak harus dibuang sia-sia.
Bahan makanan sisa bisa digunakan atau dimodifikasi menjadi makanan lain di esok hari. Misal, daging bisa direbus kembali dijadikan tambahan sup, sayuran bisa dijadikan sayur berkuah, sisa nasi dijadikan nasi lemak atau nasi goreng, dan sebagainya.
[Nonbreaking Space] Simpan Tepat = Lebih Awet
Ketika memasukkan makanan ke dalam lemari pendingin, perhatikan suhu yang dibutuhkan dan bagaimana sifat bahan makanan. Misalnya, untuk seledri yang jarang digunakan dalam jumlah banyak, Anda bisa melakukan trik tertentu.
Cuci dan potong menjadi bagian yang lebih ringkas. Untuk jenis sayuran dan buah yang berbeda, masukkan ke dalam wadah terpisah. Alasannya, ciri dan kebutuhannya berbeda dan ini untuk mencegah mereka menjadi rusak karena saling berbenturan dalam lemari pendingin.
Jangan memasukkan terlalu banyak bahan makanan dalam lemari pendingin. Usahakan masih ada ruang kosong sekitar sepertiga ruang penyimpanan, atau jangan terlalu penuh sesak.
Perhatikan penempatan bahan makanan dalam pendingin. Tempat pendingin paling atas dapat digunakan untuk menyimpan bahan yang mudah membusuk dan makanan beku, seperti daging, ikan, dan bahan makanan olahan siap masak. Tempat kedua, pendingin berpenutup atau chiller, digunakan untuk menaruh bahan makanan yang tak perlu dibekukan terlalu lama, seperti sisa lauk, ikan, bakso atau bahan makanan segar lain yang akan segera dimasak.
Ruangan bagian tengah bisa digunakan untuk menyimpan bahan makanan yang hanya memerlukan suhu ruangan agar selalu segar. Misal, buah, sayur, selai, sirup, bumbu instan, air minum, dan sebagainya.
Dan, ingat, lemari pendingin memiliki alat deteksi dan pengatur suhu yang berfungsi menyesuaikan suhu dalam ruangan pendingin. Sebaiknya, jauhkan lemari pendingin dari dinding, microwave, kompor dan sejenisnya, agar tidak terjadi pemborosan energi. Begitu pula dengan makanan maupun minuman yang masih hangat, jangan langsung dimasukkan dalam lemari pendingin.
Penting diketahui bila setiap kali Anda membuka pintu lemari pendingin, sekitar 30 persen udara dingin dari dalam lemari pendingin keluar. Pengatur suhu lemari pendingin akhirnya harus bekerja keras untuk mengendalikan temperatur tetap dingin.
Membuat isi lemari pendingin lebih teratur dengan menempatkannya dalam wadah berpenutup rapat akan menghemat energi listrik yang digunakan. Wadah ini dapat mempertahankan kesegaran lebih panjang dan membuat kompresor lemari pendingin lebih awet. Kelembapan yang dilepaskan oleh bahan makanan (basah) juga akan memicu kompresor lemari pendingin bekerja lebih berat.
Menempatkan bahan makanan dalam wadah juga mempermudah kita untuk menuliskan keterangan dalam bentuk label pada kemasan. Beri label pada wadah-wadah penyimpanan dan tuliskan tanggal pembelian maupun perkiraan kadaluarsa.
KOMENTAR