TabloidNova.com - Baru-baru ini, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) baru saja mengeluarkan daftar tiga nama yang kemungkinan besar akan ditunjuk sebagai tim yang akan bertugas menginvestigasi pelanggaran hukum peran dan hak azasi manusia yang dilakukan oleh pihak Israel dan Palestina selama konflik berkepanjangan di Jalur Gaza. Pengumuman ini disampaikan PBB pada Senin (11/8) lalu.
Dari tiga nama tersebut, secara mengejutkan salah satunya adalah Amal Alamuddin, seorang pengacara kondang berdarah Inggris-Lebanon. Amal belakangan ini menjadi ternama dan popular tak hanya karena kariernya sebagai pengacara tapi juga karena ia baru saja mengikat pertunangan dengan salah satu aktor terbaik di dunia, George Clooney.
Sayangnya, sesaat setelahnya, Amal langsung merilis pernyataan pribadinya yang menyebutkan bahwa dirinya tidak akan bergabung dengan tim yang dimaksud. "Saya dihubungi langsung oleh PBB pagi ini. Saya sangat bangga dengan kesempatan ini tapi saat ini saya memiliki ikatan lain, termasuk delapan kasus yang masih berjalan. Sayangnya, saya tidak bisa menerima tawaran ini. Saya berharap kolega-kolega saya yang lain bisa memberikan jasa serta keberanian mereka menagani kasus ini," ungkap Amal dalam pernyataan tertulisnya.
Selain Amal, seorang professor hukum internasional asal Kanada bernama William Schabas, telah ditunjuk sebagai pimpinan tim ini. Selain itu, ada Doudou Diene, pengacara asal Senegal yang sebelumnya sudah sering bekerjasama dengan PBB juga turut ambil bagian. Tim yang dibentuk PBB ini kelak akan bekerja mencermati segala bentuk pelanggaran hukum hak azasi manusia dan hukum internasional berkaitan dengan segala konflik yang terjadi di Jalur Gaza sejak 13 Juni silam.
Saat ini, proses gencatan senjata memang tengah berlangsung di Jalur Gaza. Kedua belah pihak yang terlibat konflik, Israel dan Hamas pun tengah duduk bersama membicarakan kemungkinan perdamaian. Sejauh ini, konflik di Jalur Gaza sudah menelan korban ribuan orang. Tercatat ada 2.000 korban meninggal dari pihak Palestina, dan 67 orang dari pihak Israel.
Yetta Angelina / Sumber: TIME
KOMENTAR