Begitulah salah satu sajian dalam Malam Penghargaan Cerpen Kompas 2011. Sebelumnya, para cerpenis terpilih yang karyanya dibukukan, diundang tampil ke panggung. Adegan pengumuman cerpen terbaik, dilakukan secara unik. Mereka membuka peti dan di dalam peti itulah terdapat cerpen Seno. Tahun ini 18 cerpen masuk nominasi yang kemudian dibukukan dengan judul Dodolitdodolitdodolitbret.
"Tradisi membukukan cerpen sekaligus memilih cerpen terbaik, sudah dilakukan Harian Kompas sejak tahun 1992 hingga 2011, kecuali tahun 1998 dan 2006. Selain itu, sudah beberapa tahun terakhir ini, Kompas memberi penghargaan kesetiaan berkarya kepada sastrawan. Tahun ini, kami memilih Yanusa Nugroho. Yanusa telah membuktikan selama puluhan tahun menekuni sastra, terutama cerpen," ujar Putu Fajar Arcana, ketua panitia penghargaan cerpen.
Dalam acara ini, sekaligus dibuka pameran ilustrasi cerpen Kompas 2011. Acara yang dihadiri ratusan pengunjung ini dimeriahkan penampilan duet Sujiwo Tejo dan Soimah Pancawati dengan iringan gitaris Dewa Bujana. Di tengah banyak media tidak lagi memuat cerpen, malam itu Kompas justru menggelar acara dengan megah. Seolah ingin dikabarkan, cerpen pantas untuk terus diapresiasi.
Henry
KOMENTAR