Saat mendatangi kantor Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Polda Metro Jaya, TP ibunda AK (5) bertemu dengan semua tersangka kasus kekerasan seksual. "Semua tersangka ada semua di dalam PPA saya menahan emosi saja," ujar perempuan berambut panjang ini.
Wajar jika TP emosi, pasalnya sang anak kini harus menjalani pengobatan fisik dan psikis. Berbicaran mengenai pengobatan luka batin, TP bersyukur dibantu oleh 3 orang psikolog. "Selain Kak Seto ada juga dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) dan seorang bule dari kedutaan Belanda. Mereka memberikan terapi psikologis terhadap anak saya."
Sejak menjalani terapi, "Ada perubahan positif lumayan, terapinya bisa sampai dia usia 18 tahun. Perubahan positifnya kalau marah, dulu adiknya dipukul sekarang enggak. Dia memilih untuk memukul tembok atau pintu. Mainan dibuang, membanting barang."
Sejak menjadi korban kekerasan seksual, "Dia trauma sama semua cleaning service dimanapun. Itu juga yang membuat saya ingin pindah ke Eropa atau Amerika. Persepsinya dia (AK. Red.) takut sama orang asia. Jadi kita cari yang orangnya bule semua. Menurut rencana sekitar bulan Juni kami akan pindah, jadi sementara ini dia enggak sekolah. Agar tidak tertinggal pelajaran, sepertinya kami akan memberikan home schooling," tukasnya.
Edwin
KOMENTAR