Sebelum bayi itu meninggal, Chemy sempat menengok kondisi di panti asuhannya.
"Setiap jam 5 ??pagi, Pak Chemy selalu kontrol (panti), lalu antar anak-anak panti ke sekolah. Nah, hari itu, jam 5 pagi semuanya berjalan seperti biasa. Biasanya kalau ada yang sakit, si pengasuh biasanya mengadu. Ini tidak sama sekali tidak ada laporan," ujarnya.
Jika ada anak panti yang sakit, baik Chemy maupun Yuni berusaha membawanya ke RS sekitar seperti RS Siloams. "Bisa dicek, kok," tandasnya.
Hari itu, bayi tersebut mendadak sakit. Menurut pengasuhnya jam 10 malam sebelum memburuk, bayi mendadak demam. Karena masih bayi, pengasuh takut memberi obat sehingga hanya dikompres saja dan diberi susu.
Sekitar jam Jam 9 ?pagi itu, Chemy datang kembali namun bayi sudah meninggal. Dia kaget langsung menangis. Saya foto semua, bahkan ada satpam yang jadi saksi," ujar Yuni.
Namun, menurut Yuni, yang tersiar kabar media online dikatakan bayi tersebut meninggal karena dianiaya.
"Sadis sekali! Padahal kita rawat mereka," ujarnya sedih.
Masih menurut Yuni, jika dirinya difitnah, ia dan keluarganya hanya dapat berterima kasih.
"Semoga Tuhan memberkati. Karena kalau difitnah, itu urusan mereka dengan Tuhan," ujar istri pendeta tersebut.
Tak hanya fitnah yang didapat, Chemy juga didatangi seseorang mengaku dari LBH Mawar Sharon. "Suami bilang, bayi itu dari kemarin memang sudah dikubur. Kalau tidak percaya, digali saja," ujarnya.
Yuni menyesalkan, pemberitaan soal panti asuhan milik suaminya dan laporan ke polisi tersebut tak ada konfirmasi kepada dirinya maupun orang dalam panti asuhan.
"Ini saya tiba-tiba diberitakan tidak benar. Saya bilang, silahkan digali kuburnya, kan, masih hangat," tukasnya geram.
Laili
KOMENTAR