"Namun begitu saya memilih ke sini (melaporkan masalah ini ke polisi, Red), saya harus siap semuanya dan mau enggak mau harus mengingat lagi kejadian itu," ujar Melati kepada tabloidnova.comsaat ditemui di Mapolda Metro Jaya.
Melati menyadari jika hal tersebut adalah risiko dirinya melaporkan hal tersebut. Termasuk juga cibiran teman-teman dan perubahan sikap senior-senior yang mendadak bersikap formal karena takut menjadi salah paham.
Yang lebih mengecewakan, menurut Melati, banyak orang-orang di perusahaannya merasa kasus tidak seserius pelaporannya.
"Kami jelaskan, kasusnya bukan sekedar cipika-cipiki. Memang, kronologis kejadian atau poin-poin yang dilaporkan ke manajemen enggak vulgar. Tapi itu memang atas permintaan perusahaan yang minta merevisi kembali cerita sebenarnya," ujar Melati lagi.n Melati menuruti hal tersebut karena kronologi itu akan dijadikan bahan laporan ke Direktur Umum.
Namun dampaknya, banyak rekan-rekan kerja Melati yang menyepelekan kejadian yang sebenarnya menimpa dirinya dan para korban lain.
Laili
KOMENTAR