Tak heran bila akhirnya Galeri Batik Abstrak milik Tetet yang berada di Jalan Tirtasari III No.9 Bandung ini seolah menjadi salah satu obyek wisata Kota Kembang Bandung yang banyak dikunjungi para pelancong. Mereka bisa membeli kain-kain Batik Abstrak karya Tetet sebagai buah tangan.
"Saya juga tidak mengira akan ada banyak orang yang menaruh minat pada batik saya. Bahkan tak jarang yang datang berombongan sampai beberapa bus dari luar daerah. Turis asing pun selalu datang untuk mengapresiasi Batik Abstrak ini," ucapnya penuh rasa bangga.
Batik Abstrak milik Tetet memiliki ciri khas dan tak bisa dijumpai pada jenis batik lain yang ada di Indonesia."Tidak ada motif bunga, burung, parang, atau kawung yang sarat makna. Batik yang saya buat berupa gambar abstrak dengan sapuan garis geometris yang penuh warna. Walaupun lepas dari pakem batik tradisional dan motifnya lebih abstrak, tapi untuk teknik membatiknya tetap sama, kok," katanya.
Selain unik dan berbeda, memang hanya Tetet seorang yang bisa mengartikan setiap motif Batik Abstrak yang dibuatnya. "Misalnya, ada yang saya beri judul Cahaya Jiwa. Motifnya saya buat dari puisi Cahaya Jiwa yang menceritakan soal isu gender. Saya gambarkan, wanita sebagai cahaya untuk keluarganya, masyarakat, dunia, serta keingiannnya untuk dimengerti. Maka, saya tuangkan dalam motif bulan, yang artinya ada kehidupan yang berwarna atau di balik gelap ada terang dan optimisme," urai Tetet seraya memperlihatkan sehelai kain Batik Abstrak Cahaya Jiwa.
Soal dari mana datangnya inspirasi untuk mengaplikasikan puisinya ke dalam Batik Abstrak, Tetet mengaku, melakukannya cukup dengan hati. "Setiap puisi yang sudah saya buat biasanya mewakili perasaan saya pada saat itu, sehingga ketika saya mengaplikasikannya ke dalam batik, saya tidak menemui kesulitan lagi," sahutnya.
Perbedaannya dengan batik tradisonal, menurut Tetet, Batik Abstrak memiliki "nilai jual" yang berbeda. Lantaran ia harus mengurai makna dari setiap puisi yang telah ia buat, kemudian ia goreskan ke atas sehelai kain.
Maka dari itu, Tetet yang menamatkan pendidikan S1 di FIP IKIP Bandung, Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, kemudian menyelesaikan S2 di Jurusan Ekonomi STIE Bandung, serta Program Doktor Ekonomi di Univeristas Padjajaran Bandung, berniat mengembangkan Batik Abstrak agar semakin dikenal oleh banyak kalangan.
Go International
Mengerjakan dari hati menjadi tekad Tetet untuk terus berkarya tanpa mengenal lelah. "Saya sejak dulu memang tak pernah memperhitungkan, apakah Batik Abstrak saya akan laku dijual atau tidak. Ini bukan soal nilai jual saja, tapi ini adalah cara saya mengekpresikan diri ke dalam hal yang saya cintai. Itu jauh lebih bermakna. Saya beruntung, karena ternyata Batik Abstrak ini diapresiasi baik tak hanya di Indonesia, tapi juga di mancanegara," ucapnya.
Ya, Batik Abstrak Tetet memang sudah mendunia. Dari Amerika Serikat, Eropa, Praha, India, hingga ke sejumlah negara di Asia, Batik Abstrak banyak digemari. "Masing-masing negara memang punya kualifikasi tersendiri. Misalnya Praha, yang lebih memilih Batik Abstrak dalam bentuk scarf. Sedangkan India lebih suka kain Batik Abstrak yang memiliki corak besar dan colorful. Lalu Singapura dan Amerika, lebih menyukai Batik Abstrak dengan bahan kain yang nyaman," jelasnya lagi.
Setiap tahun, Tetet selalu memiliki agenda rutin untuk menggelar pameran di berbagai belahan dunia. Sebut saja Jepang atau Cina, dan di tahun 2014 ini ia akan ke Swiss. "Agenda tahun 2014, saya ikut pameran di Swiss. Di sana ada sebuah galeri seni yang bekerja sama dengan Batik Abstrak, mudah-mudahan acara ini bisa semakin memopulerkan Batik Abstrak asal Bandung," harapnya.
KOMENTAR