Probolinggo sebuah kota yang berada di kawasan pesisir barat Jawa Timur, tak hanya terkenal dengan buah mangga manalagi dan arumanisnya yang terkenal dengan aromanya yang harum dan rasanya manis. Tapi juga dikenal sebagai penghasil madu. Kawasan yang menjadi sentra madu lebah ini terletak di Kecamatan Lumbang.
Untuk menuju Lumbang, tak sulit. Dari arah Surabaya, sebelum masuk ke Kota Probolinggo, sesampainya di pertigaan Kecamatan Tongas, tinggal melaju naik sekitar 10 km ke arah kanan, maka sampailah di Lumbang.
Ketika memasuki kawasan Lumbang, di sepanjang kiri dan kanan jalan terdapat plakat yang memasang penjualan madu di di depan rumah para penduduk.
"Di daerah sini memang warganya banyak menjual madu yang mereka peroleh dari beternak lebah di hutan-hutan di sekitar kawasan pedesaan, yang ada di lereng Gunung Bromo," kata Djanto.
Ikuti Jejak Beternak
Ayah seorang putri itu juga menjelaskan, keberadaan petani lebah di daerahnya itu mulai muncul sekitar tahun 1990-an. Sebelumnya, sudah banyak yang beternak lebah namun hampir semuanya pendatang asal Jawa Tengah, yang selama ini telah menjadikan Lumbang sebagai sentra peternak sekaligus penghasil madu terbesar di Indonesia. "Saat itu yang asli dari daerah sini hanya ada tiga orang, salah satunya saya," kata Djanto sambil menjelaskan, sudah menjadi kebiasaan para peternak lebah berkeliling ke berbagai daerah untuk mencari kawasan yang pohonnya tengah berbunga untuk menernak lebah.
Djanto menceritakan, ilmu beternak lebah ia peroleh dari temannya seorang peternak lebah asal Semarang (Jateng). Tak hanya diajari tapi sekaligus dipinjami beberapa kotak tempat sarang labah. "Sebelum saya punya ternak sendiri, para peternak pendatang ini tiap tanya soal kapan dan di mana saja waktu musim pohon berbunga, selalu tanya kepada saya, mengingat saya dulu bertugas sebagai petugas penyuluh pertanian," ujar Djanto sambil berkata, setelah belajar beternak lebah beberapa saat, ia sudah terampil sehingga bisa mandiri.
Tak hanya terampil, usahanya pun berkembang pesat. Puncaknya di awal tahun 2000an, ia berhasil memiliki sekitar 1.000 kotak sarang ternak lebah. "Tapi sekarang usaha saya surut lagi, karena konsentrasi saya sempat teralihkan akibat istri saya sakit selama beberapa tahun hingga akhirnya meninggal dunia," papar Djanto yang merupakan pensiunan penyuluh pertanian dari Dinas Pertanian Probolinggo.
Sejak itu, lanjut Djanto, warga setempat sedikit demi sedikit mulai mengikuti jejaknya beternak lebah hingga akhirnya kawasan Kec. Lumbang berkembang seperti sekarang. "Karyawan saya yang sudah terampil biasanya akan jadi peternak lebah dan buka usaha madu sendiri. Saya senang, sebab kebutuhan madu nasional kita, kan, masih jauh dari cukup. Selama ini kekurangan madu kita dipasok dari Cina," papar Djanto.
Di kawasan Lumbang, kata Djanto, tergolong strategis, dengan posisi yang berada di lereng Gunung Bromo. Sehingga banyak tanaman yang tumbuh subur di sana, dari pohon mangga, randu, kaliandra, bahkan ketela pohon. Yang unik, lanjut Djanto, adalah ketela pohon.
Ketela pohon pada umumnya tak berbunga dan berbuah, tapi bila tumbuh di atas ketinggian 400 meter di atas permukaan laut, maka akan memunculkan buah dan bunga. "Madu yang berasal dari bunga ketela pohon ini bukannya manis, tapi justru pahit. Makanya madu jenis ini cocok untuk pengobatan penderita diabetes," terang Djanto.
Khasiat madu tentu tak usah diragukan. Bahkan hampir semua kitab suci di berbagai agama rata-rata menyebutkan sebuah ayat yang membahas keunggulan madu. Dari literatur yang ia baca, setiap madu yang bersumber dari macam-macam bunga tanaman itu memiliki khasiat berbeda-beda. Misalnya, madu dari buah bunga apel yang berkhasiat untuk mengatasi insomnia, meningkatkan daya tahan tubuh, obat rasa mual, memperkuat kandungan ibu hamil, memperlancar fungsi otak, menurunkan tekanan darah, sampai mengobati luka bakar.
Sementara madu yang berasal dari bunga akasia berkhasiat meningkatkan nafsu makan dan membuat enak tidur. Madu dari bunga belimbing menurunkan tekanan darah, kolesterol, dan batuk. Madu dari tanaman damar, bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, sariawan, sampai kanker. Madu jambu mete cocok untuk obat rematik, luka bakar, sariawan, menurunkan demam, juga meningkatkan nafsu makan. Sedangkan madu dari tanaman lengkeng untuk sakit pinggang, maag, batuk pilek, dan mempercepat proses penyembuhan pasca operasi, dan masih banyak lagi.
Djanto yang terkadang sampai ke Banyuwangi untuk mencari kawasan yang tanamannya berbunga ini juga menjelaskan, pada sebagian besar tanaman yang berbunga dan berbuah itu bisa dihinggapi lebah dan pada akhrinya menghasilkan madu. Bahkan, ia pernah melihat di Sidoarjo ada petani lebah yang mengembangkan madu berasal dari bunga kankung dan melon.
"Siapa sangka, ternyata kangkung yang selama ini dianggap kurang memiliki nilai ekonomis ternyata bunganya mengandung madu," papar Djanto yang sangat menguasai unsur-unsur kimia yang terkandung di dalam madu itu.
Saat ini, kata Djanto lagi, madu-madu hasil ternaknya selain di jual di outlet depan rumahnya, juga dikirim ke berbagai daerah di Indonesia. Madu asli itu dimasukkan ke dalam botol berukuran 600 gram, dan dijual Rp75 ribu. "Kalau belinya di luar daerah sini, tentu harganya akan lebih mahal," paparnya.
Cuaca Jadi Kendala
Sementara Sugiono (39), warga Desa Branggah, Kec. Lumbang, Probolinggo yang semula sebagai pekerja serabutan di desanya, sekitar setahun belakangan ini sudah mulai putar haluan dengan mencari nafkah sebagai petani lebah. "Hasilnya memang lebih menjanjikan. Selain keterampilan, modal awalnya harus membuat kotak tempat sarang lebah," katanya ketika ditemui di tengah peternakan lebah yang ada di kawasan hutan desa.
Namun lantaran baru merintis usaha madu, maka hasil panen madunya tak dijual sendiri melainkan disetorkan ke pengepul yang lebih besar, yang bisa mendistribusikan nya ke berbagai daerah.
"Jadi peternak lebah lumayan hasilnya, sebab tak terlalu berat kerjanya. Sehingga bisa diselinggi dengan pekerjaan lain, misalnya beternak sapi atau kambing," papar ayah dua anak itu, sambil menjelaskan jika saat ini di kecamatannya ada sekitar 50 orang lebih petani lebah.
Sampai saat ini, lanjut Sugiono, beternak lebah tak memiliki risiko terlalu tinggi. Yang jadi kendala saat ini hanya satu, yaitu tentang kondisi cuaca antara kemarau dan musim penghujan yang tak menentu. Kalau tanaman sudah berbunga dengan baik dan dihinggapi lebah, tapi begitu terkena hujan, maka akan berhenti sampai disitu. "Itu saja persoalannya," tukas Sugiono.
Ia mengurai, dalam satu kotak sarang lebah, dalam satu kali musim bunga bisa menghasilkan 3 sampai 5 kali panen madu. Sedangkan satu kotak dalam satu kali panen bisa menghasilkan 1 kilogram madu bahkan lebih.
Gandhi Wasono M.
KOMENTAR