Selanjutnya, tak ada yang tahu persis apa yang terjadi di dalam rumah Sugeng yang ditata artistik itu. Hanya saja, tetangga belakang rumah sempat mendengar teriakan suara perempuan. "Tapi dia mengira saya dan istri sedang bertengkar. Kebetulan, dia tetangga baru. Tetangga lama, sih, sudah tahu kebiasaan kami. Kalau sepeda motor saya dan istri tak terlihat di depan rumah, berarti kami masih di kantor."
Dugaan Sugeng, pelaku sengaja membunuh anaknya lantaran takut ketahuan perbuatannya terbongkar. Namun yang membuatnya pedih, kenapa itu terjadi pada anak-anak yang tak bersalah. Salah satu rekan Sugeng dari Jakarta yang hari itu melayat mencoba membesarkan hati Sugeng. "Allah sudah menggariskan nasib anak-anak meninggal dengan cara seperti ini. Saya yakin, jalan mereka akan lancar karena anak-anak, kan, masih bersih."
Sugeng pun sudah memasrahkan semuanya kepada Allah. Untuk mengobati luka batinnya, ia terus berzikir dan salat. "Cobaan ini memang berat," tuturnya. Narti menambahkan, jangankan Sugeng dan istri, "Keluarga besar kami juga sangat berduka. Rasanya tidak percaya."
Bisa jadi, musibah ini adalah jawaban kegelisahan yang dialami Sugeng sebulan belakangan ini. Narti mengatakan, Sugeng mengeluh suka deg-degan. Jantungnya seperti berhenti. "Apa saya mau mati, ya? Padahal, anak-anak masih kecil." Narti pun meminta Sugeng periksa dokter. "Enggak tahu kenapa, saya merasa waswas. Ternyata, hasil pemeriksaan laboratorium semuanya bagus. Kata dokter, saya tidak sakit apa-apa," ujar Sugeng..
Belakangan, adik istrinya yang tinggal di Balikpapan mengisahkan mimpinya. "Dia mimpi melihat ayahnya menggandeng seorang anak, dan satu anak lagi digendong. Mereka tampak ceria bermain di taman yang indah," kata Sugeng. Mimpi kedatangan ayah yang sudah meninggal 20 tahun lalu pas Hari Idul Adha ini cukup mencemaskan.
"Dalam mimpi adik ipar saya, jelas melihat ayahnya tapi wajah dua anak itu samar-samar. Adik istri saya ini juga sempat sakit." Ternyata, mimpi anak yang diajak bermain itu, pertanda Kanaya dan Keanu akan pergi. "Semoga mereka kini tengah bermain di taman surga."
Senang Menyanyi
Sugeng masih ingat masa-masa indah bersama Kanaya dan Keanu. Ia paham, sehari-harinya ia sibuk bekerja. Di saat libur, "Kami sering pergi bersama. Kadang jalan-jalan ke Simpang Lima, kadang ke Taman Setia Budi. Minggu pagi, di taman itu banyak sarana bermain anak-anak. Ada odong-odong atau mobil-mobilan. Anak-anak senang main di sana," katanya.
Narti menambahkan, kelucuan dan kepintaran Kanaya yang bongsor itu juga selalu menghibur keluarganya. "Lucu, saat menangis pun dia masih bisa menjawab pertanyaan. Hari Minggu sebelum kepergiannya, Sugeng sekeluarga, kan, main ke rumah. Kanaya menangis karena tak mau pulang. Lalu, saya tanya, sandal Kanaya gambarnay Sponge Bob, ya? Eh dia jawab, bukan tapi Shaun The Sheep katanya," tutur Narti yang sangat terkenang momen lucu Kanaya. "Di rumah, dia senang lompat-lompat di kasur. Baru kemarin Kanaya dan Keanu saya gendong, eh, sekarang mereka sudah enggak ada."
Kanaya juga sudah pintar menyanyikan lagu anak-anak, termasuk Kisah 25 Rasul. "Sambil menyanyi, dia bawa selendang. Tingkahnya lucu dan menggemaskan," tutur Sugeng seraya menunjukkan foto Kanaya yang gemuk. "Dia tampak cantik."
Selain menyanyi, imbuh Narti, Kanaya juga sudah pandai berhitung angka. "Dia hafal semua nama keluarga kami. Kebetulan, dari 8 bersaudara, tiga orang tinggal di Semarang. Jadi kami sering berkumpul. Nah, saat berkumpul, Kanayan sangat akrab dengan semua saudara.
Kini, Sugeng belum tahu apakah akan tetap tinggal di rumah penuh kenangan indah tapi menyimpan trauma itu atau akan pindah. Ia dan istri masih berusaha mencoba menata hati, sambil menyerahkan kasus ini ke pihak berwajib. Ia pun berharap, para pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal.
Perampokan Terencana
Kasus pembunuhan yang tergolong sadis itu dengan cepat diungkap tim gabungan Polda Jateng. Polisi berhasil menangkap eksekutor, AM yang mengaku kekasih Murni. Dalam menjalankan aksinya, AM (28) yang berpofesi sebagai pemulung dibantu AR (29). Keduanya ditangkap di kampung halamannya di Jepara. Selain itu, polisi juga menangkap S (51) penadah barang rampokan dengan barang bukti perhiasana berupa tiga cincin dan satu kalung.
Jejak mereka terlacak dari sinyal HP milik Murni yang dirampas AM. Wajah salah satu pelaku juga berhasil dikenali salah satu saksi, sehingga polisi berhasil membuat gambar wajahnya. Kepada para wartawan, pelaku pun mengakui perbuatannya. AM mengaku kenal Murni di Jepara saat Murni mengunjungi keluarganya.
Siang di hari kejadian, AM janji bertemu Murni ditemani AR. Ia pun mengaku sudah merencanakan perampokan. Sempat berbincang dengan Murni, AM melakukan aksinya saat melihat rumah sepi. Saat Murni ke dalam kamar, AM menghantam kepala Murni dengan tangan kosong sampai pingsan. AR pun mengacak-acak rumah dan menemukan sejumlah perhiasan dan uang.
Saat itulah, Kanaya dan Keanu menangis. AM lalu memukul kedua batita itu menggunakan linggis hingga tewas. AR mengaku memegangi Murni dan AM kembali memukulnya dengan linggis. "Saya pukul anak-anak karena panik," ujar AM. Setelah itu, mereka pun kabur.
Henry Ismono
FOFO-FOTO: repro/Henry Ismono/NOVA
KOMENTAR