Tak berapa lama, 2 buah peti hardcase dan peti gitar berwarna hitam digotong keluar oleh petugas dari dalam gedung Ditreskrimum ke Mainhall PMJ. Disusul kemudian beberapa barang bukti lain dari TKP kematian Holly Angela Hayu di Apartemen Kalibata City dan dari tangan tersangka yang sudah tertangkap. Barang bukti diantaranya, sepatu dengan bercak darah, sepotong besi, foto-foto Holly dan Gatot serta barang bukti lain.
Pada pukul 17.30 WIB, pejabat Polda menggelar konferensi pers tanpa Gatot Supiartono yang masih diperiksa.
Dari hasil pemeriksaan, sementara masih berpegang pada keterangan SH dan AL."Ya. Sementara diketahui ini adalah pembunuhan berencana dengan melibatkan 5 orang yang berkomplot dan merencanakan pembunuhan sekurangnya 1 bulan sebelum kejadian," ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, didampingi Direktur Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Slamet Riyanto, Kasubdit Jatanras PMJ AKBP Hery Heryawan, dan Kanit V Subdit Jatanras PMJ Kompol Antonius Agus, Rabu (16/10).
Diketahui jika mereka memang menyewa lantai 6 untuk menganalisa beberapa alternatif membunuh Holly. "Ada beberapa alternatif yang sudah dipikirkan termasuk dengan menyantet H. Namun akhirnya dipilih cara membekap, membius, mencekik, hingga korban meninggal dunia kemudian dimasukkan peti, diturunkan dari apartemen dan dibuang ke laut di pantai Banten," papar Rikwanto.
Demi kelancaran aksi, mereka yang sudah menghuni sebuah apartemen di lantai 6, kerap turun-naikkan peti berupa peti alat musik dan peti hard case.
"Sehingga jika suatu kali peti ini diturunkan sudah tidak dicurigai sekuriti," ungkap Rikwanto.
Sayangnya, pembunuhan ini gagal dan akhirnya diketahui kepolisian. Gagalnya rencana S dan kawan-kawan menghabisi Holly disebabkan yang bersangkutan ternyata mendapat telepon dari ibu asuhnya. "Ya. Ibu asuhnya menanyakan 'apakah sudah sampai' (sebelum kejadian Holly sempat berkunjung ke rumah ibu asuh, Red.). Saat itulah, Holly masuk dan disergap sehingga hubungan masih berlangsung dan teriakan Holly terdengar. Saat itulah ibu asuh minta sekuriti dan rekan Holly mendatangi apartemen," ungkap Rikwanto panjang lebar.
Saat kejadian sekuriti mengetuk kamar Holly, E dan R masih aniaya Holly. E yang mendengar ketukan sampai berubah menjadi gedoran, panik. Mereka berdua memutuskan turun lewat balkon apartemen. R berhasil turun dengan menggayut handuk. Namun E tidak berhasil dan jatuh ke dasar gedung. Sementara S dan AL yang masih menunggu, mengetahui rencana mereka gagal langsung lari ke arah Cililitan dan berpisah.
Naas, pelarian mereka terendus polisi dan akhirnya ditangkap di Bojonggede dan Karawang. Dari perkembangan penyelidikan, didapat kaitan antar S dan Gatot.
"Tapi pemeriksaan terhadap G masih berlangsung. Akan disampaikan rilis kemudian. G masih diperiksa sampai saat ini dan akan kita lihat bagaimana (status) G setelah ini. Termasuk hubungan pembunuhan berencana atau hubungan dengan Holly," tegas Rikwanto.
Laili
KOMENTAR