"Saya dikabarin polisi hanya suruh datang ke Polsek (Kelapa Gading). Saya berangkat dengan Kakak (Dea, 24 tahun). Di sana saya bertemu dengan orang yang meriksa ibu. Katanya, ibu sudah meninggal dunia," ungkapnya menuturkan kejadian Selasa malam ketika Nani Suniarsih tewas dibunuh suaminya Muh. Muslih Sutisna (51) di kamar hotel Dariza, jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Utara. Setelah diberitahu ibunya meninggal dunia, Adit kemudian diajak mengantar jenazah ke RSCM untuk divisum.
Kepada tabloidnova.com, Adit mengaku hari itu tidak ada firasat akan terjadi sesuatu. Dirinya hanya sempat khawatir karena ibunya yang biasa sudah berada di rumah sekitar pukul 18.00 hingga 19.00 WIB, namun malam itu hingga pukul 21.00 WIB beliau belum pulang. "Kami khawatir kenapa-kenapa karena biasanya sore sudah di rumah," tandasnya.
Sementara Dea, sang kakak langsung lemas begitu tahu ibunya meninggal. Apalagi yang membunuh adalah ayahnya sendiri. Setelah tenang, Dea lalu menuturkan kepada bibinya, bahwa malam sebelum kejadian, ia memergoki sang ayah sedang mengasah pisau. Sesaat Saat ditanya, Muslih alias Nana tidak menjawab sepatah katapun.
Sekitar pukul 11.45 WIB, keluarga dari Muh. Muslih Sutisna yang berasal dari Cirebon datang ke rumah duka. Sang mertua lalu bersimpuh di depan jenazah mertuanya sambil menangis tersedu-sedu. Hingga jenazah diberangkatkan ke makam, sang mertua tetap tak kuasa menghentikan tangisnya. Menurut beberapa kerabat, meski statusnya hanya menantu, Nani sudah dianggap sebagai anak sendiri.
Laili
KOMENTAR