Bagaimana kondisi Rasyid usai sidang?
Riri (R): Sidang kemarin cukup menguras energi Rasyid. Usai sidang, kakaknya Rasyid sempat bertanya, "Acid (panggilan keluarga untuk Rasyid, Red.), gimana rasanya sidang?" Rasyid yang duduk dengan lemas di kursi menjawab, "Seperti habis lari maraton, lalu besoknya harus ujian, sementara nanti sore mau disunat." Ya begitulah, dia memang cukup lelah.
Rasyid, kan, badannya memang tegap karena hobi olahraga. Raut mukanya juga, kan, terlihat percaya diri. Ini mungkin yang membuat orang beranggapan, segala sesuatu yang terjadi pada dia seakan-akan dibuat-buat dan dibesar-besarkan. (Rasyid sempat pingsan saat menjalani proses pembuatan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) di Ditlantas Lalu Lintas Polda Metro Jaya, 7 Januari lalu. Sebelumnya, permohonan penangguhan penahanan Rasyid juga dikabulkan polisi karena alasan kesehatan.) Tapi ini memang yang sesungguhnya, kami tak membesar-besarkan. Rasyid saat ini dalam keadaan rapuh.
Rapuh seperti apa tepatnya?
Erick (E): Masalah ini adalah pukulan yang sangat kuat untuk Rasyid. Dia itu anak baik, anak rumahan, makanya dia trauma dan terpukul sekali. Hingga kini, dia rutin menjalani terapi dengan psikiater, minimal tiga kali seminggu. Ini saja sudah sangat menghabiskan energi. Setiap kali sehabis sesi terapi pun, Rasyid selalu kelelahan.
Untuk diketahui, kami sebagai kuasa hukumnya baru bisa bicara panjang lebar dengan Rasyid seminggu yang lalu. Sebelumnya, selalu ada "penerjemah" baik itu ibunya, tantenya, atau dokternya. Rasyid jadi sangat tertutup kepada orang yang tak membuat dia nyaman. Untuk mengorek kronologi kejadian pun sulit sekali.
Apakah trauma yang dialami Rasyid berhubungan dengan nama besar Hatta Rajasa?
E: Menurut analisis ahli kejiwaan, hal itu juga memperbesar trauma Rasyid. Dia menyadari musibah ini menyusahkan orangtuanya, padahal orangtuanya dalam posisi tak bisa dipusingkan dengan masalah seperti ini. Beban yang dia tanggung jadi lebih berat dibandingkan bila terjadi pada orang biasa.
Ibaratnya begini, bila saya melihat kecelakaan di jalan dan ikut menolong korban, pasti bayang-bayang kecelakaan itu akan menghantui saya selama berhari-hari. Pada Rasyid, dia menjadi bagian dari kecelakaan itu. Lalu ratusan ribu orang Indonesia menunjuk dia sambil berkata, "Kamu bersalah! Kamu orang yang jahat!" Nah, bayangkan seperti apa beban psikologisnya.
R: Karena itulah, sebagai pengacaranya, saya melakukan pendekatan khusus ke Rasyid. Bicara pun mesti hati-hati sekali agar membangun kepercayaan dirinya. Lantaran kondisi Rasyid jugalah kami sepakat memperpendek sidang. Proses persidangan, kan, masih panjang. Bukan hanya jaksa, masyarakat juga ingin kasus ini segera selesai. Buat Rasyid, semakin cepat proses hukum selesai, semakin cepat dia memulihkan diri dan kembali menjalani hidup.
Salah satu cara "memperpendek sidang" itu dengan tidak mengajukan eksepsi atau keberatan di sidang perdana?
KOMENTAR