Segarnya bisnis susu juga menggiurkan Endang Pramu Hastuti Utoyo (63), yang sejak tiga bulan lalu membuka bisnis kafe susu segar bersama suaminya, Utoyo. Ia berpinsip, tak ada kata terlambat untuk berbinis. "Saya pikir saat ini banyak orang berlomba-lomba ingin hidup sehat. Pilihannya adalah minum susu tanpa bahan pengawet. Itulah susu segar. Saat saya buka Bambu Kafe, di Jogja sudah banyak orang berbisnis susu segar," ujar Endang.
Untuk menarik minat penunjung, kafe milik Endang di kawasan Monjali dilengkapi live musi. "Pengunjung bebas bernyanyi sejak kafe buka jam 10.00 hingga jam 12.00. Sore mulai jam 16.00 sampai tengah malam. Bukan berarti jam 13.00 sampai sore kafe tutup. Kafe tetap buka, cuma musiknya yang istirahat," terang ibu tiga anak yang mengaku terkena diabetes. Kondisi kesehatannya ini justru memunculkan kreasi baru. "Saya menawarkan susu dengan gula diet. Makanan pendampingnya juga sehat. Aneka pasta yang saya olah tanpa vetsin."
Ternyata, Endang memang mampu menjaring pelanggan yang spesifik. Kebanyakan pengunjung nya teman komunitas dan bisnis suaminya. "Sebelum berbisnis saya dan suami bergabung di komunitas menyanyi. Kadang kami ke kafe-kafe untuk nyanyi senang-senang. Dari situ banyak kenalan dengan komunitas menyanyi lainnya. Teman-teman itulah yang banyak berkunjung. Mereka jugalah yang mendorong kami berbisnis. Setelah saya pikirkan, ketemulah bisnis yangmenyehatkan lahir batin. Jual susu segar bikin sehat lahir batin. Fisik sehat, batin pun sehat karena tidak stres habis nyanyi-nyanyi."
Untuk menarik minat lebih banyak pengunjung, Endang membuka kafenya untuk latihan dansa atau vokal. "Tempatnya memang gratis, tapi mereka akan pesan makan dan minum, kan. Itu keuntungan saya. Kalau ada yang ingin pakai tempat untuk acara ulang tahun atau lainnya, tempatnya mesti bayar. Keuntungan lain, lokasi kafe saya dekat Monjali. Parkirnya luas. Banyak, kan, wisatawan yang ke Monjali. Mereka yang semula hanya parkir, akhirnya mampir ke mari. "
Endang menyediakan susu segar original dan paduan buah segar. "Benar-benar tanpa perasa. Saya pakai buah potong. Saya menjaga kualitas dan kepercayaan," kata Endang yang per hari butuh 20 liter susu. Ia mendatangkannya dari Cangkriman, Sleman. Gusta dan Endang sama-sama ingin mengajak masyarakat minum susu, "Yuk, minum susu biar tubuh tetap bugar"
Rini Sulistyati
KOMENTAR