Pasca dihapuskannya SMS premium yang "menjebak" pelanggan telepon seluler, belakangan malah muncul modus baru. Pelanggan telepon seluler banyak menerima SMS sampah. Yang menyebalkan, SMS 'tak penting' itu kerap datang tak kenal waktu. "Saya pernah dapat SMS penawaran KTA (Kredit Tanpa Agunan, Red.) pada jam 02.00 pagi," kata Ahmada, seorang guru di Tangerang Selatan.
Kalau sekadar tawaran pinjaman mungkin suatu saat akan berguna. Tapi berbagai SMS tersebut banyak yang berupa jebakan berujung upaya penipuan. Misalnya, SMS minta pulsa yang jamak sering kita terima seperti, "Isiin dluh pls 50 ribu. 085399694515. Bsk sy byr. skrg pentig. dr NURUL."
Heran, bagaimana SMS seperti ini bisa nyasar ke handphone kita? Rupanya SMS model seperti ini dikirim "rombongan" alias spam ke banyak nomor secara acak dengan dua cara, menggunakan provider yang menyediakan ratusan bonus SMS atau lewat internet. Di jagad maya memang tersedia banyak layanan yang mengizinkan orang mengirim SMS secara gratis. Payahnya, jika memang dikirim lewat internet pelaku bisa menyembunyikan identitasnya sehingga susah dilacak.
Pasang Perangkap
Model lain dari SMS "Mama Minta Pulsa" adalah SMS yang tiba-tiba mengirimkan sebuah nomor rekening. Modusnya, sang penipu meminta kita mengirim uang ke nomor rekening tersebut, tanpa mencantumkan jumlah uangnya. Tentu saja penipuan model ini banyak menjebak orang-orang yang memiliki usaha. Seperti Wenny, contohnya, seorang pembuat kue di Pluit. Beberapa hari lalu ia tiba-tiba ia mendapat SMS berbunyi, "Uang dikrm di no ini: BNI a/n ANDI AMRAN norek 0239549040. Tolong SMS kalau sudah kirim."
Untungnya hari itu ibu dua anak ini tidak sedang deal untuk transaksi sehingga tidak terkecoh dan yakin bahwa ini SMS jebakan untuk penipuan. Apa jadinya jika Wenny yang memang sering melakukan transfer uang lewat bank ini sedang menunggu kongsinya mengirim nomor rekening?
Jebakan lain adalah menawarkan barang dengan harga murah. Barang yang ditawarkan bisanya gadget yang harganya sangat mudah dicek di pasar. Seperti BlackBerry, iPhone, iPad dan smartphone lainnya. Mereka menawarkan dengan harga miring, selisihnya bisa sampai Rp 1 juta!
Dalam SMS itu juga disertakan link situs toko online yang biasanya dibuat di website gratisan. Di website tersebut seolah-olah penipu punya stok dagangan yang banyak. Ia juga tak segan menampilkan tokonya agar calon korban yakin bahwa pengirim benar-benar punya toko.
Ketika si penerima SMS kepincut dan menghubungi nomor yang dimaksud, ibarat ia sudah mulai masuk perangkap. Nah, ketika memasuki pembicaraan transaksi korban akan digiring untuk mentransfer uang dan penipu berjanji akan mengirim barang pesanan. Bisa dipastikan, setelah uang ditransfer, barang tak bakal datang.
Yang sekarang sedang marak adalah penipuan pura-pura jual tiket pesawat murah. Saat ini sudah banyak laporan korban yang masuk ke Bank Indonesia. Model penipuan via SMS ini memang sangat meyakinkan. Mereka mengirim penawaran tiket pesawat dengan harga murah. Nah, ketika dihubungi nomor pemesanan, maka penipu akan bertanya tujuan, nama, umur, dan lainnya.
Data-data itu kemudian digunakan untuk melakukan booking ke perusahaan penerbangan. Setelah itu, agar meyakinkan kode booking diberikan ke korban. Ketika korban mengecek ke maskapai penerbangan pun benar ada pemesanan tiket yang dimaksud. Tak heran banyak yang langsung mentrasfer uang ke penipu, begitu mengecek, namanya sudah tercatat sebagai penumpang untuk tujuan tertentu. Padahal begitu uang ditransfer, buru-buru penipu membatalkan booking tersebut. Dan korban pun biasanya tahu ditipu saat akan berangkat ke tempat tujuan. Apes!
Menurut Kepala Sub Direktorat Cyber Crime, Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Whisnu Hermawan, modus penipuan seperti di atas memang yang paling marak dan menduduki peringkat tertinggi kejahatan cyber.
Cara kerja kelompok ini, kata Whisnu, dengan menyebar SMS bersamaan. Setelah itu, si pelaku ongkang kaki dan menunggu, "Siapa tahu ada yang tertipu," ujar Whisnu. Tiap-tiap anggota kelompok juga punya tugas masing-masing. Ada yang menyebar SMS, mengambil atau mentransfer uang penipuan, dan lainnya. "Tiap kelompok juga punya puluhan SIM card, buku tabungan, serta KTP aspal."
Meski menangkap gerombolan penjahat cyber ini tak mudah, Whisnu beserta timnya sudah berhasil menggulung salah satu mafia penipuan semacam ini. Yang membuat polisi terbelalak, meski sehari bisa berhasil menipu ratusan juta rupiah, namun tempat operasi kelompok ini hanyalah gubuk-gubuk di kawasan Pinrang, Sulsel. "Enggak menyangka bila dari tempat itu, mereka mengendalikan kejahatan penipuan," tukas Whisnu.
Modus ini, kata Whisnu lagi, bisa hilang sendiri jika pemerintah dan pihak swasta punya sistem adiministrasi yang rapi. "Sekarang satu orang bisa punya banyak KTP, regristrasi kartu telepon perdana juga gampang diakali. Mudah-mudahan pemberlakuan KTP Online dan PIN tiap warga bisa mengurangi, bahkan tak ada celah lagi untuk penipuan semacam ini."
Kasus penipuan, lanjut Whisnu, memang masih menduduki peringkat pertama kejahatan cyber disusul kasus pencemaran nama baik. Penipuan saat ini lebih banyak lewat SMS, tapi juga banyak juga yang lewat jejaring sosial seperti FB. "Modusnya, sih, pura-pura jual barang. Ternyata setelah uang ditransfer, barang tak pernah dikirim. Makanya waspada kalau ada tawaran barang yang jauh di bawah harga pasar. Bisa dipastikan itu penipuan."
Penipuan lewat ponsel tak hanya sekadar contoh di atas. Lewat telepon pula Wenny nyaris ditipu mentah-mentah oleh seseorang yang mengaku berasal dari sebuah lembaga terhormat dan sering memberikan penghargaan ke para pengusaha kecil dan menengah. Beberapa waktu lalu, pembuat kue ini ditelepon seseorang yang menjelaskan ia akan mendapatkan penghargaan sebagai pengusaha muda.
Untuk detailnya, sang penelepon akan mengirimkan faks kepada Wenny. "Tapi saya tunggu, tak ada faks yang masuk. Besoknya orang itu menelepon lagi, menanyakan soal isi faks itu. Ya, saya bilang saja tak terima. Dia lalu berjanji akan mengirim email."
Sang penipu juga bertanya, apakah Wenny akan datang ke acara penghargaan tersebut. Ketika Wenny mengkonfirmasi akan datang bersama sang suami, si penipu langsung berkata ia dikenai biaya sebesar Rp 5 juta. "Saya kaget sekali. Masak untuk mendapatkan penghargaan harus membayar? Saya langsung bilang akan tanya suami dulu."
Sadar bahwa penelpon tersebut bermodus tipu-tipu, Wenny pun kapok menanggapi. "Lebih baik uang segitu saya pakai untuk investasi usaha," sebutnya. Ya, modus penipuan memang bermacam-macam. Dari yang model klasik minta pulsa hingga soal penganugerahan penghargaan. Maka, waspadalah!
Sukrisna
KOMENTAR