Selain tak ada harga diri lagi, dianiaya, tidak didukung, diusir dari apartemen, aku pun tak boleh bertemu Jessy. Inilah pukulan paling telak buatku. Yang paling menyakitkan adalah aku amat kangen pada Jessy, tapi tidak bisa bertemu buah hatiku itu. Apalagi kami sangat dekat.
Sejak Jessy lahir, aku mengurusnya sendiri. Bahkan beberapa bulan pertama, aku merawatnya tanpa bantuan baby sitter. Setiap kali Jessy ulang tahun, aku juga yang repot mengurus ini-itu. Mulai dari mencari lokasi, menyiapkan, dan menghias lokasi, sampai mencari goodie bags dan lain-lain. Jika ibu-ibu lain mempercayakannya pada EO atau orang lain, aku tak mau. Sampai balon untuk hiasan saja, aku yang menyiapkan. Jariku sampai sakit mengikat balon-balon itu. Tapi itu semua kulakukan dengan rasa bahagia demi permata hatiku.
Kini, entah apa yang dialami Jessy tanpa aku, ibu yang melahirkannya. Apa yang Firman katakan kepada Jessy tentangku? Bagaimana jika ia bertanya di mana ibunya? Apa yang ada di pikirannya? Bahkan ketika aku terlelap, Jessy selalu hadir dalam mimpiku. Sayangnya bukan mimpi indah yang kualami. Dalam mimpiku, Jessy sudah lupa padaku. Makin sedih aku dibuatnya.
Jika rasa kangen memuncak, paling aku hanya bisa memandangi fotonya, mendengarkan rekaman suara dan video Jessy di ponsel. Kebetulan memang banyak dokumentasinya karena kami memang suka berfoto bersama. Ia sama dengan aku, sama-sama narsis. Ada satu lagu yang kami sukai, lagu milik Beyonce yang berjudul Single Ladies.
Jessy amat bangga padaku. Bila kuantar atau jemput ke sekolah, kepada teman-temannya ia selalu bilang, "Hello everyone, this is my mommy." Atau "Everyone, say hello to my mommy." Kenangan-kenangan seperti itulah yang membuatku semakin kangen. Aku juga bangga pada Jessy. Sukurlah, di usiaku yang baru 23 tahun ini, aku berhasil membesarkan Jessy dengan baik. Bahkan di sekolahnya, Jessy pernah mendapat penghargaan Best Attitude.
Setelah kejadian ini, sudah bulat tekadku untuk meneruskan langkah hukum dan berpisah dari Firman. Tak akan ada lagi kemungkinan untuk rujuk dengannya. Ia sendiri yang merusak hubungan ini. Yang kuinginkan hanya Jessy...
"Siapa bilang tidak boleh bertemu Jessy? Kalau dia mau bertemu, silakan saja. Enggak ada yang melarang. Tapi sampai hari ini Anie tidak menyampaikan keinginan bertemu Jessy," kata Adidharma Wicaksono, kuasa hukum Firmanto Mukti, Jumat (25/11).
Adi menjelaskan pula, kliennya sudah mendapat penangguhan penahanan dari Polres Jakarta Selatan. "Saat ini dikenakan wajib lapor setiap Senin dan Kamis." Firman, tuturnya, tidak melakukan penganiayaan seperti yang dituduhkan Anie. "Yang benar, terjadi perkelahian. Firman juga luka-luka, kok." Pertikaian suami-istri itu, kata Adi, berawal setelah mereka berdua pulang dari kelab malam milik Firman di City Walk. Di sana, Firman sibuk di ruang kerja sementara Anie berbaur di kerumunan. Melihat sang istri berlaku "kurang pas", Firman tak suka dan menunjukkan wajah tak senang. Rupanya Anie merasa tak enak hati lalu minta pulang.
"Di mobil mereka bertengkar. Anie mulai main fisik duluan. Kondisi Firman yang memang sedikit dipengaruhi alkohol membuat dia tak ingat kejadian detailnya. Saking stresnya, dia sampai kelewatan gerbang apartemen, jadi harus memutar. Saat memutar itulah, mobil menabrak pembatas jalan hingga Anie terantuk dashboard." Sampai di lokasi parkiran apartemen, lanjut Adi, Firman mengaku tertidur di mobil. "Begitu sadar, baru dia menelepon saya dan setelah itu polisi datang menahannya."
Perkelahian Anie-Firman, tutur Adi, sebetulnya disebabkan masalah yang sudah menumpuk. "Anie pernah dua minggu pergi dari rumah tanpa kabar. Dia juga sering pulang pagi dengan alasan syuting dan kasting. Pernah pula pulang sambil mabuk dan diantar begitu saja di lobi apartemen oleh temannya. Klien saya sampai dapat teguran dari pihak apartemen tempat mereka tinggal. "
Gaya hidup Anie, lanjutnya, mulai glamor. "Padahal, semua pengeluaran Anie masih ditanggung Firman. Memang berapa, sih, hasil dia sebagai artis? Toh, semua masih Firman yang bayar, sementara sudah dua tahun ini Anie selalu menolak melayani Firman sebagai istri. Akhirnya, klien saya menghabiskan waktu dengan teman-teman prianya, tapi kemudian dituduh homo. Main sama perempuan salah, sama lelaki salah," papar Adi, seraya berkata, Firman pun balik melaporkan Anie ke polisi dengan tuduhan penelantaran anak. "Senin (28/11) kami akan melayangkan gugatan cerai. Meski begitu, kami masih tetap memberi kesempatan untuk berdamai."
Edwin Yusman F
KOMENTAR