Suasana sekitar Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) begitu marak, tempat beberapa cabang olagraga Sea Games dimainkan. Kemeriahan terpusat di arena pertandingan sepakbola Indonesia melawan Malaysia, Kamis (17/10). Penonton pertandingan membludak untuk memberikan dukungan bagi tim Garuda Muda. Di antara mereka, banyak pula penonton wanita, di antaranya Olga (16) yang datang bersama empat temannya. "Sudah sejak jam 8 pagi saya di sini dan baru dapat tiket jam 11 siang," ujar Olga yang berasal dari Bekasi, menaiki bus Transjakarta untuk sampai GBK.
Pelajar kelas 2 SMK ini mengaku penggila bola. Ia sudah jadi supporter sejak PSSI bertanding di ajang AFC Cup atau kejuaraan sepak bola Asia yang lalu. Ia pun kembali ikut dalam gelombang penonton ketika PSSI bertanding di ajang Sea Games. "Saya dan teman-teman tak pernah ketinggalan. Senang sekali waktu kemarin Indonesia selalu menang. Makanya saya dan teman-teman mesti mendukung agar kita juara. Pokoknya, demi Indonesia," ujarnya mantap.
Kehadiran Olga dan ribuan supporter lainnya, dimanfaatkan oleh banyak pedagang dadakan. Puluhan pedagang menjajakan berbagai aksesoris bola. Mulai dari kaus, terompet, topi, syal, dan masih banyak lagi. Salah satu pedagang yang menangguk untung adalah Rian (36). Pria asal Padang ini menjual kaus, syal, jaket, dan topi. "Saya sudah jualan sejak Indonesia lawan Kamboja di pertandingan pertama. Dan setiap Indonesia bertanding, saya selalu jualan," kata Rian yang mulai jualan di sekitar GBK sejak AFC tahun lalu. "Saat itu antusiasme penonton luar biasa. Sehari saya bisa dapat omset Rp 100-150 juta."
Koswara juga mengaku dapat untung dari pesta olahraga ini. Ia membuka lapak kerajinan berupa gantungan kunci dari kulit dan bambu serta berbagai aksesoris lain. Ia mengisi lapak bersama dua temannya yang menjual boneka dan kaus. "Saya memang perajin bambu dan kulit dari Bandung. Nah, khusus untuk Sea Games, saya sengaja bikin gantungan kunci bergambar maskot Modo-Modi. Saya juga bisa langsung menuliskan nama pembeli di gantungan kunci atau aksesoris yang mereka beli."
Koswara yang membawa ribuan kerajinan mengaku dagangannya cukup laris. Hari itu, sejumlah atlet dari Burma datang ke lapaknya untuk memborong hasil kreasinya. "Mudah-mudahan terus laris sampai acara selesai," harapnya.
Cabang sepatu roda kini jadi kebanggaan Indonesia. Dari target 6 medali emas, sepatu roda berhasil menyapu bersih perolehan medali. Salah satu atletnya, Ajeng Anindya Prasalita, turun pada nomor point to point 5000 meter dan 10000 meter putri. Padahal, Sea Games tahun ini adalah yang pertama kalinya untuk Ajeng. Wah!
Selasa (15/11) malam adalah malam keberuntungan bagi Agus Pranyoto. Atlet lari yang turun di nomor 5000 meter ini finish dengan catatan waktu 14 menit 10,01 detik. Dengan perolehan ini, total Agus menyumbangkan dua emas bagi Indonesia. Sayang, ada yang mengganjal Agus. "Dua detik lagi saya berhasil pecahkan rekor Sea Games milik Murusamy Kamachandran dari Malaysia. Sedikit kecewa, sih," ujar anggota TNI Angkatan Darat ini.
Closing Ceremony
Setelah sukses menyelenggarakan opening ceremony Sea Games yang spektakuler, KG-Production sebagai official event production opening and closing Sea Games akan menutup rangkaian pesta olahraga ini dengan tajuk Harmony in Victory. "Kompetisi usai, saatnya mereka menujukkan kemenangan yang dicapai dalam satu harmoni bangsa-bangsa Asia Tenggara," kata Indra Yudhistira, Direktur Eksekutif KG-Production yang bertindak sebagai chief director di acara penutupan ini. "Nantinya para atlet sudah tidak dipisahkan oleh negara tapi per cabang olahraga," imbuh Indra.
Dalam pesta penutupan, akan disajikan pesta kembang api oleh Phil Grucci, penata kembang api opening ceremony Sea Games 2011 dan Olimpiade Beijing. Sebanyak 600 penari didikan koreografer Sentot Sudiharto akan beraksi di atas electric canvas sebesar lapangan sepakbola Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring.
KOMENTAR