Kemajuan teknologi membuat hubungan GKR.Bendara yang sedang menjalani adat Pingitan dan KPH.Yudanegara yang menjalani adat Nyantri tetap tersambung. "Perpisahan" keduanya terjadi sejak Minggu (16/10) pagi kemarin, kala Ubay, sapaan Yudanagera harus menjalani adat Nyantri di mana ia harus belajar tata cara bagaimana jalan jongkok atau menyembah Ngarsadalem saat Ijab Qobul dan uapacara adat lainnya. Sementara Jeng Reni atau GKR.Bendara harus masuk Sekar Kedaton untuk menjalani Pingitan selama dua hari.
Meski berpisah tempat, keduanya tetap terhubung."Dibawa santai sajalah. Kan bisa BBM-an," terang Ubay. Sebelum Jeng Reni dipingit, lanjutnya,"Saya sdah berpesan sama Jeng Reni untuk jaga kesehatan, minum vitamin dan tidak lupa shalat. Ini baru awal dari seluruh prosesi."
Untuk dirinya sendiri Ubay mengaku banyak berdoa, tetap santun dan tidak sombong dalam mempersiapkan dirinya lahir batin. "Pokoknya santai saja. Komunikasi dengan Jeng Reni tetap jalan,kok," tegasnya.
Ubai membawa serta keluarganya dari Lampung, sebanyak 20-an orang. Pada mereka, Ubai yang berasal dari Lampung, mewanti-wanti agar jangan sampai berbuat kesalahan dalam bentuk apapun, karena ia menyadari belum paham akan adat, bahasa Jawa.
Hingga nyaris larut malam, Ubay masih terlihat nyantri di depan gedhong Sri Katon. Dengan mengenakan busana serba putih, ia dengan tekun mendengarkan "pelajaran-pelajaran" dari para bangsawan keraton.
Rini Sulistyati
KOMENTAR